Jumat, 05 September 2025

Menggapai Berkah Maulid: Menyambut Kelahiran Nabi dengan Penuh Kasih

Pada bulan Rabi'ul Awal, umat Islam merayakan kelahiran Nabi Muhammad Saw., sebuah momen yang selalu diiringi dengan rasa syukur dan kebahagiaan. Saat menyambut hari yang penuh berkah ini, untaian qasidah sering kali menjadi ekspresi indah untuk memuji sosok yang teramat mulia, Rasulullah Saw. Qasidah yang kita dengar kali ini tidak hanya sebagai pujian, tetapi juga sebagai pengingat akan kemuliaan dan kesempurnaan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan setiap baitnya, kita diajak untuk meresapi betapa besar pengaruh beliau dalam kehidupan umat manusia, serta mengenang kembali kebesaran misi yang beliau emban untuk membawa cahaya kepada seluruh umat manusia.

وُلِدَ الْمُشَرَّف

وُلِـــدَ الْمُـشَرَّفُ فِي رَبِيْــــعِ الْأَوَّلِ

 

وَالْقَلْبُ يَخْفَقْ وَالْكَوَاكِبْ تَنْجَلِي

يَا نَفْسُ نِلْتِ الْمُنَى فَاسْتَبْشِرِي وَتَلَى

 

هٰــذَا الْحَبِيْبُ وَهٰذَا خَاتَمُ الرُّسُلِ

وَتَــقُــوْلُ آمِــنَةُ رَأَيْتُ جَمَـــالَــهُ

 

كَالْبَـــدْرِ فِي لَيْلَةٍ يَلُوْحُ وَيَنْجَــلِي

هٰــذَا الَّذِي جَاءَ لِلْأَبْحَـــارِ مَــالِحَةً

 

فَمَجَّ فِيْهِ فَصَــارَ الْمَــاءُ كَالْعَسَلِ

صَــلَّى عَلَيْهِ اللهُ رَبُّــــنَا دَائِـــــمًا

 

مَا لَاحَتِ الْأَطْيَــارُ فِي صَوْتٍ عَالِ

"وُلِدَ الْمُشَرَّفُ فِي رَبِيْعِ الْأَوَّلِ" (Telah dilahirkan Nabi yang dimuliakan pada bulan Rabi'ul Awal) kalimat ini menggambarkan betapa mulianya kelahiran Nabi Muhammad Saw. yang terjadi di bulan Rabi’ul Awal. Kelahiran beliau bukan hanya sekadar kelahiran seorang manusia biasa, tetapi juga kelahiran seorang penyelamat yang membawa cahaya ke dunia yang gelap gulita. Kelahiran beliau adalah anugerah dari Allah Swt., yang mengutusnya sebagai rahmat bagi seluruh alam. Dalam sekejap, dunia yang penuh dengan kegelapan segera berubah dengan hadirnya sosok yang membawa keadilan, kebenaran, dan kasih sayang.

"وَالْقَلْبُ يَخْفَقْ وَالْكَوَاكِبْ تَنْجَلِي" (Dan hati berdebar, bintang-bintang bersinar terang) menggambarkan suasana yang terjadi pada saat kelahiran Nabi Muhammad Saw.. Tidak hanya umat manusia yang merasakan kebahagiaan, namun langit pun seakan bergembira. Hati setiap orang yang mendengar kabar gembira ini pun berdebar, menyambut kedatangan sang pemimpin. Bagaikan bintang yang bersinar terang, cahaya kelahiran beliau tidak hanya memberi harapan bagi umatnya, tetapi juga menjadi petunjuk bagi umat manusia menuju jalan yang benar.

"يَا نَفْسُ نِلْتِ الْمُنَى فَاسْتَبْشِرِي وَتَلَى" (Wahai jiwa, engkau telah meraih harapan, maka bersukacitalah) adalah seruan bagi jiwa-jiwa yang merindukan kedamaian dan kebahagiaan. Dengan kelahiran Nabi Muhammad Saw., umat Islam merasa bahwa harapan mereka untuk hidup dalam kebahagiaan yang hakiki menjadi kenyataan. Kehadiran beliau membawa secercah cahaya dalam kegelapan, yang mengusir segala kesedihan dan memberikan kedamaian dalam hati. Itulah mengapa hati umat Islam begitu bergembira, menyambut datangnya seorang pemimpin yang membawa rahmat dan kesejahteraan.

"هٰذَا الْحَبِيْبُ وَهٰذَا خَاتَمُ الرُّسُلِ" (Ini adalah kekasih, dan ini adalah penutup para rasul) mengingatkan kita tentang kedudukan Nabi Muhammad Saw. sebagai utusan Allah yang terakhir. Beliau adalah penutup dari segala nabi dan rasul yang diutus untuk membawa wahyu. Kehadiran beliau menuntun umat manusia kepada kebenaran yang sesungguhnya, memberikan petunjuk hidup yang penuh hikmah dan bimbingan yang menuntun umat kepada kehidupan yang lebih baik. Beliau adalah sumber dari segala kebijaksanaan dan menjadi teladan bagi umat manusia.

"وَتَقُوْلُ آمِنَةُ رَأَيْتُ جَمَالَهُ" (Dan Aminah berkata, "Aku melihat keelokannya) menggambarkan betapa indah dan sempurnanya sosok Nabi Muhammad Saw. Bahkan, dalam pandangan ibu beliau, Aminah, Nabi Muhammad Saw. bagaikan cahaya yang memancar, begitu memesona dan penuh dengan kemuliaan. Seperti bulan purnama yang memancar di tengah kegelapan malam, sosok beliau membawa keindahan dan ketenangan dalam hidup setiap orang yang melihatnya. Keindahan tersebut tidak hanya tampak pada fisiknya, tetapi juga pada akhlak dan perilaku beliau yang begitu luhur.

"كَالْبَدْرِ فِي لَيْلَةٍ يَلُوْحُ وَيَنْجَلِي" (Bagaikan bulan purnama di malam yang cemerlang dan bersinar) mengibaratkan Nabi Muhammad Saw. sebagai bulan purnama yang menyinari malam yang gelap. Beliau adalah petunjuk dan cahaya yang membimbing umat manusia untuk keluar dari kebodohan menuju ilmu pengetahuan yang benar. Beliau adalah sumber kebenaran yang membawa umat manusia untuk menjauhi kejahilan dan mengajak mereka untuk menuju jalan yang penuh dengan cahaya. Dengan cahaya beliau, umat manusia mampu melihat dan memahami kehidupan dengan lebih baik.

"هٰذَا الَّذِي جَاءَ لِلْأَبْحَارِ مَالِحَةً" (Ini adalah sosok yang datang bagaikan pemanis bagi lautan) menunjukkan bagaimana Nabi Muhammad Saw. datang untuk menyegarkan umat manusia yang dahaga akan petunjuk hidup yang benar. Sebagaimana air yang memberikan kehidupan bagi tumbuhan dan makhluk hidup, kehadiran Nabi Muhammad Saw. memberikan kesegaran bagi umat manusia yang haus akan kebenaran dan petunjuk hidup. Air yang semula pahit, setelah bersentuhan dengan Nabi Muhammad Saw., berubah menjadi manis, membawa kebahagiaan dan ketenangan bagi setiap jiwa yang mendekat kepadanya.

"فَمَجَّ فِيْهِ فَصَارَ الْمَاءُ كَالْعَسَلِ" (Maka setelah ia menyentuhnya, air pun berubah manis bagaikan madu) menggambarkan betapa berkat doa dan pujian kepada Nabi Muhammad Saw., segala sesuatu yang sebelumnya keras dan pahit, akan berubah menjadi manis dan penuh berkah. Dengan cinta dan pengakuan kita kepada beliau, segala perjuangan hidup menjadi lebih ringan, dan kita diberikan kemudahan dalam setiap langkah. Beliau adalah rahmat yang tak ternilai bagi umat manusia, yang mengubah kesulitan menjadi kemudahan, dan penderitaan menjadi kebahagiaan.

"صَلَّى عَلَيْهِ اللهُ رَبُّنَا دَائِمًا" (Semoga Allah selalu bershalawat kepadanya, Tuhan kami) adalah seruan yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad Saw. pantas mendapatkan pujian dan doa terbaik dari umatnya. Setiap kali kita menyebut namanya, setiap kali kita bershalawat kepadanya, kita mengingatkan diri kita akan betapa besar jasa beliau dalam membawa umat manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Shalawat adalah bentuk pengakuan kita atas segala perjuangan beliau, serta rasa cinta dan hormat yang tak terhingga atas jasa beliau dalam kehidupan kita.

"مَا لَاحَتِ الْأَطْيَارُ فِي صَوْتٍ عَالِ" (Selama burung-burung berkicau dalam suara yang tinggi) adalah penegasan bahwa doa dan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. akan terus bergema sepanjang zaman. Seperti halnya burung yang berkicau, setiap shalawat kita akan terus mengalir dan memberikan keberkahan, selama kita tetap mengenang dan memuji beliau. Nabi Muhammad Saw. akan tetap menjadi cahaya yang tak akan pernah padam, dan setiap doa serta shalawat yang kita ucapkan adalah bentuk cinta yang akan terus abadi dalam setiap jiwa umat Islam.

Dengan menghayati setiap bait dari qasidah ini, kita diingatkan untuk selalu mencintai dan mengikuti jejak Nabi Muhammad Saw., tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita selalu mendapat syafaat beliau di hari kiamat, dan dapat mengikuti ajaran-ajaran beliau yang penuh dengan kebaikan, kedamaian, dan kasih sayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langkah Kecil Hari Ini, Lompatan Besar di Masa Depan

Setiap manusia sering kali terjebak pada penyesalan masa lalu atau kekhawatiran berlebihan akan masa depan. Padahal, yang benar-benar kita...