Selasa, 09 September 2025

Dari Kata ke kalimat: Peran Fi’il, Fa’il, dan Maf’ul Bih dalam Struktur Bahasa Arab

Kajian tentang fi’il, fa’il, dan maf’ul bih merupakan salah satu aspek penting dalam mempelajari ilmu nahwu, karena ketiga unsur tersebut membentuk struktur dasar kalimat bahasa Arab yang sempurna. Dengan memahami fi’il (kata kerja), fa’il (pelaku), dan maf’ul bih (objek), pembelajar dapat mengenali relasi makna serta keteraturan gramatikal yang menjadi ciri khas bahasa Arab. Pemahaman ini tidak hanya membantu dalam menyusun kalimat yang benar secara kaidah, tetapi juga memperkaya kemampuan memahami teks-teks bahasa Arab, baik klasik maupun modern, sehingga tujuan utama pembelajaran bahasa Arab, yaitu penguasaan keterampilan berbahasa dan penghayatan makna, dapat tercapai dengan lebih mendalam.

1. Fi’il (فِعْلٌ) adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang, dan yang akan datang).

2. Bahasa Arab memiliki pola kata kerja yang menunjukkan waktu, baik waktu lampau (فِعْلٌ مَاضٍ) contoh: كَتَبَ (Telah menulis), maupun waktu kini dan akan datang (sedang/akan terjadi فِعْلٌ مُضَارِعٌ), contoh: يَكْتُبُ  (Sedang menulis), dan سَيَكْتُبُ/سَوْفَ يَكْتُبُ  (Akan menulis).

3.  Fa’il (فَاعِلٌ) adalah isim marfu’ (dirafa’ dengan dhammah, alif dan nun, atau wawu dan nun) yang menunjukkan orang yang melakukan pekerjaan (subjek, pelaku), contoh: قَرَأَ الْمُسْلِمُ الْقُرْآنَ  (Orang Islam telah membaca Al-Qur’an), قَرَأَ الْمُسْلِمَانِ الْقُرْآنَ  (Dua orang Islam telah membaca Al-Qur’an), dan قَرَأَ الْمُسْلِمُوْنَ الْقُرْآنَ  (Orang-orang Islam telah membaca Al-Qur’an).

4.   Maf’ul bih (مَفْعُوْلٌ بِهِ) adalah isim manshub (dinashab dengan fathah atau ya’ dan nun) yang menunjukkan sesuatu yang dikenai pekerjaan/perbuatan pelaku (objek), contoh:        يَرَى زَيْدٌ الْمُسْلِمَ  (Zaid sedang melihat orang Islam), يَرَى زَيْدٌ الْمُسْلِمَيْنِ  (Zaid sedang melihat dua orang Islam), dan يَرَى زَيْدٌ الْمُسْلِمِيْنَ  (Zaid sedang melihat orang-orang Islam).

5.  Dalam bahasa Arab, urutan kata kerjanya bisa:   قَرَأَ الْمُسْلِمُ الْقُرْآنَ  (قَرَأَ = kata kerja), (الْمُسْلِمُ = pelaku), dan (الْقُرْآنَ = objek), تَرْسُمُ مَرْيَمُ الْمَنْظَرَ (تَرْسُمُ = kata kerja), (مَرْيَمُ = pelaku), dan (الْمَنْظَرَ = objek).

6. Pola pemakaian kata kerja dalam kalimat bahasa Arab berbeda dengan pemakaian kata kerja dalam kalimat bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia, kata kerja seperti “membaca” akan ditulis tetap seperti itu, baik pelakunya laki-laki/perempuan, tunggal/dua/jamak, bahkan untuk waktu/kala: dulu/sekarang/yang akan datang.

7. Jika فَاعِلٌ  (pelakunya) laki-laki, maka فِعْلٌ  (kata kerjanya) juga harus laki-laki, contoh: قَرَأَ زَيْدٌ  الْكِتَابَ (Zaid telah membaca kitab), يَكْتُبُ أَحْمَدُ الدَّرْسَ (Ahmad sedang menulis pelajaran). Demikian pula jika فَاعِلٌ  (pelakunya) perempuan, maka فِعْلٌ  (kata kerjanya) juga harus perempuan, contoh: قَرَأَتْ عَائِشَةُ الْكِتَابَ (Aisyah telah membaca kitab), تَكْتُبُ فَاطِمَةُ الدَّرْسَ (Fatimah sedang menulis pelajaran).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langkah Kecil Hari Ini, Lompatan Besar di Masa Depan

Setiap manusia sering kali terjebak pada penyesalan masa lalu atau kekhawatiran berlebihan akan masa depan. Padahal, yang benar-benar kita...