Dalam
perjalanan dakwah Islam, Maulid Nabi Muhammad Saw. senantiasa menjadi momen
yang sarat makna, bukan sekadar ritual tahunan, melainkan ruang untuk
menumbuhkan cinta dan mengenal lebih dekat pribadi agung Rasulullah Saw.
Sebagaimana dikatakan oleh Abuya Sayyid Muhammad bin Alwy Al-Maliky dalam kitab
Haulal Ihtifal bil-Maulid as-Syarif: “Bulan Maulid adalah momen yang
tepat bagi para da’i untuk memperkenalkan sosok agung Nabi Muhammad Saw.”
Kalam hikmah ini memberi penegasan bahwa Maulid bukan hanya perayaan, tetapi
juga kesempatan dakwah yang penuh keberkahan.
Pertama,
peringatan Maulid adalah “media pendidikan ruhani dan akhlak”. Dalam suasana
penuh cinta dan syukur, hati umat lebih terbuka untuk menerima pesan dakwah. Inilah
momen yang tepat bagi para da’i untuk menyampaikan kisah-kisah keteladanan Nabi
Muhammad Saw., mulai dari kelembutan akhlaknya, kesabaran dalam dakwah, hingga
keberaniannya menegakkan kebenaran. Kisah tersebut akan lebih mudah
menginspirasi umat saat disampaikan dalam momentum yang penuh keberkahan.
Kedua,
bulan Maulid juga menjadi “jembatan pengikat antara ilmu dan rasa cinta”.
Dakwah yang biasanya terdengar formal dan intelektual dapat dikemas dengan
nuansa cinta kepada Rasulullah Saw., sehingga lebih menyentuh hati. Da’i tidak
hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan rasa kerinduan untuk
meneladani Nabi Muhammad Saw. dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam ibadah,
muamalah, maupun hubungan sosial. Dengan demikian, dakwah menjadi lebih hidup
dan bermakna.
Ketiga, momentum Maulid memperkuat “persatuan umat”. Berkumpulnya masyarakat dalam peringatan Maulid menghadirkan ruang kebersamaan yang jarang terjadi di luar momen ini. Para da’i dapat memanfaatkannya untuk menyampaikan pesan persaudaraan, menghindari perpecahan, dan menumbuhkan kepedulian sosial. Maulid bukan hanya mengenang kelahiran Nabi Muhammad Saw., tetapi juga membangkitkan semangat umat untuk meniru beliau dalam membangun ukhuwah Islamiyah.
Kalam hikmah Abuya Sayyid Muhammad bin Alwy Al-Maliky mengingatkan bahwa Maulid adalah momentum dakwah strategis. Di bulan ini, umat Islam berada dalam suasana emosional yang dekat dengan Rasulullah Saw., sehingga setiap pesan yang disampaikan lebih mudah meresap. Para da’i yang bijak akan mengisi Maulid bukan hanya dengan lantunan shalawat, tetapi juga dengan pencerahan tentang pribadi agung Nabi Muhammad Saw. Dengan demikian, Maulid bukan sekadar peringatan sejarah, melainkan ruang dakwah yang membangkitkan kecintaan, memperkokoh iman, dan menggerakkan umat untuk meneladani Rasulullah Saw. dalam kehidupan nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar