Selasa, 02 September 2025

Mata Sehat, Hati Kuat: Mutiara Hikmah Imam Syafi’i

Setiap perkataan para ulama penuh dengan hikmah yang mendalam dan bimbingan yang menenangkan jiwa. Imam Syafi’i, salah seorang imam besar dalam Islam, tidak hanya memberikan warisan dalam bidang fikih dan ushul, tetapi juga meninggalkan mutiara-mutiara hikmah yang mampu menuntun umat menuju kehidupan yang lebih baik. Salah satu ungkapannya yang sarat makna adalah tentang empat hal yang dapat menguatkan mata. Beliau berkata:

أَرْبَعَةٌ تُقَوِّي الْبَصَرَ: الْجُلُوْسُ حِيَالَ الْكَعْبَةِ، وَالْكَحْلُ عِنْدَ النَّوْمِ، وَالنَّظَرُ إِلَى الْخَضْرَةِ، وَتَنْظِيْفُ الْمَجْلِسِ.

Empat hal yang menguatkan mata: duduk di depan ka’bah, memakai celak saat hendak tidur, melihat hijau-hijauan, dan duduk di majelis zikir.”

Pertama, duduk di depan Ka’bah bukan hanya menyejukkan pandangan, tetapi juga menenangkan hati. Ka’bah adalah simbol tauhid dan kiblat umat Islam di seluruh dunia. Memandangnya menghadirkan rasa haru, kerinduan, dan kedekatan dengan Allah. Bagi siapa pun yang diberi kesempatan duduk di hadapannya, pandangan mata menjadi kuat karena disertai kekuatan iman dalam hati. Mata tidak hanya sekadar melihat, tetapi juga belajar untuk menatap dengan penuh kekhusyukan dan penghayatan spiritual.

Kedua, memakai celak saat hendak tidur adalah sunnah Nabi Muhammad Saw. yang mengandung hikmah kesehatan. Celak, khususnya yang berasal dari itsmid, diyakini dapat menjaga kesehatan mata, membersihkan kotoran, dan memperindah pandangan. Imam Syafi’i mengingatkan bahwa menjaga mata bukan sekadar perkara fisik, melainkan juga bentuk mengikuti sunnah Rasulullah Saw. Dengan demikian, mata yang sehat akan digunakan untuk hal-hal yang baik, bukan sekadar untuk melihat dunia, tetapi juga untuk memperkuat ibadah.

Ketiga, melihat hijau-hijauan merupakan nikmat yang luar biasa. Alam yang hijau menghadirkan ketenangan, menyegarkan pandangan, dan menyehatkan jiwa. Pandangan ke arah pepohonan, rerumputan, dan taman yang indah membuat mata rileks dan hati menjadi damai. Imam Syafi’i menegaskan bahwa alam adalah salah satu tanda kebesaran Allah. Melihat hijau-hijauan berarti merenungi ciptaan-Nya, mengambil pelajaran dari kesejukan yang ditampilkan, serta mengingatkan manusia agar selalu dekat dengan fitrah kesucian.

Keempat, duduk di majelis zikir adalah bentuk penguatan mata yang bersifat batiniah. Di majelis itu, mata terbiasa melihat hal-hal yang mendekatkan kepada Allah: wajah orang-orang saleh, kitab-kitab ilmu, dan suasana yang penuh keberkahan. Dari situlah mata tidak mudah lalai, melainkan semakin terjaga dari pandangan yang sia-sia. Majelis zikir menyehatkan mata hati, membuat penglihatan jiwa semakin jernih, dan mengantarkan seorang hamba pada ketenangan abadi. Inilah puncak dari nasihat Imam Syafi’i: bahwa kekuatan mata bukan sekadar kekuatan fisik, tetapi juga kekuatan ruhani yang menjaga hati dari kegelapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langkah Kecil Hari Ini, Lompatan Besar di Masa Depan

Setiap manusia sering kali terjebak pada penyesalan masa lalu atau kekhawatiran berlebihan akan masa depan. Padahal, yang benar-benar kita...