Ilmu nahwu adalah cabang ilmu
dalam bahasa Arab yang mempelajari struktur kalimat, termasuk perubahan bentuk
kata yang disebabkan oleh faktor gramatikal. Salah satu pokok penting dalam
ilmu nahwu adalah i’rab,
yaitu perubahan akhir kata yang terjadi karena perbedaan faktor (‘amil)
yang mempengaruhinya. Memahami i’rab sangat penting untuk membaca dan memahami
teks-teks berbahasa Arab dengan tepat, seperti Al-Qur’an, hadis, dan
kitab-kitab klasik (turats).
A.
Pengertian I'rab
I'rab
(الْإِعْرَابُ) adalah تَغْيِيْرُ أَوَاخِرِ الْكَلِمِ لِاخْتِلَافِ الْعَوَامِلِ الدَّاخِلَةِ عَلَيْهَا
لَفْظًا أَوْ تَقْدِيْرًا “Perubahan akhir kata karena
perbedaan/pengaruh faktor gramatikal (‘amil) yang memasuki/memengaruhinya, baik
secara lafazh ataupun secara perkiraan”. Perubahan ini penting untuk dipahami karena
menunjukkan fungsi kata dalam kalimat. Dalam ilmu nahwu, i’rab tidak hanya mengubah makna suatu kata,
tetapi juga mengatur hubungan antar kata dalam suatu kalimat.
Secara
terminologi, i’rab merujuk pada perubahan harakat atau tanda yang terletak pada
akhir suatu kata, baik berupa dhammah (ـُ), fathah (ـَ), kasrah (ـِ), atau
sukun (ـْ).
Contoh
perubahan secara lafazh: جَاءَ زَيْدٌ (Zaid telah datang), رَأَيْتُ زَيْدًا (Aku telah
melihat Zaid), مَرَرْتُ
بِزَيْدٍ (Aku telah bertemu dengan Zaid), يَضْرِبُ
(Dia memukul), لَنْ يَضْرِبَ (Dia tidak akan memukul), لَمْ يَضْرِبْ (Dia tidak
memukul).
Contoh perubahan secara
diperkirakan keberadaannya: يَخْشَى
(Dia merasa takut), لَنْ يَخْشَى (Dia
tidak akan merasa takut), لَمْ يَخْشَ (Dia
tidak merasa takut), جَاءَ عِيْسَى (Isa telah datang), رَأَيْتُ عِيْسَى (Aku telah melihat Isa), مَرَرْتُ بِعِيْسَى (Aku telah bertemu Isa).
B.
Macam-Macam I’rab
I’rab
terbagi
menjadi empat macam, yaitu i’rab rafa’, i’rab nashab, i’rab khafadh, dan i’rab
jazm. Di antara contoh dari i’rab-i’rab tersebut ialah sebagai berikut:
1. I’rab Rafa’ (الرَّفْعُ), seperti:
زَيْدٌ قَائِمٌ (Zaid berdiri).
2. I’rab Nashab (النَّصْبُ), seperti: رَأَيْتُ زَيْدًا (Aku telah melihat Zaid).
3. I’rab Khafadh/Jar (الْخَفْضُ/الْجَرُّ), seperti: مَرَرْتُ بِزَيْدٍ
(Aku telah bertemu dengan Zaid).
4. I’rab Jazm (الجَزْمُ), seperti: لَمْ يَضْرِبْ (Dia tidak memukul).
Di antara i’rab empat macam yang
boleh memasuki isim hanyalah i’rab rafa’, i’rab nashab, dan i’rab khafadh.
Sedangkan i’rab jazm tidak boleh memasuki isim. Maksudnya, i’rab-i’rab yang
sering memasuki isim adalah sebagai berikut:
1.
I’rab
rafa’, contoh: مُعَلِّمٌسَالِمٌ(Salim
seorang guru), حَضَرَ التِّلْمِيْذُ (Murid itu telah hadir).
2.
I’rab
nashab, contoh: رَأَيْتُ سَالِمًا (Aku telah
melihat Salim), رَأَيْتُ التِّلْمِيْذَ (Aku telah
melihat murid).
3.
I’rab
khafadh, contoh: مَرَرْتُ بِسَالِمٍ (Aku telah
bertemu dengan Salim), نَظَرْتُ إِلَى التِّلْمِيْذِ (Aku telah
memandang murid)
Isim itu selamanya tidak
menerima i’rab jazm, yakni tidak bisa dimasuki oleh ‘amil yang men-jazm-kan.
Di antara i’rab empat macam
yang boleh memasuki fi’il hanyalah i’rab rafa’, i’rab nashab, dan i’rab jazm.
Sedangkan i’rab khafadh tidak boleh memasuki fi’il. Maksudnya, di antara empat
macam i’rab yang sering memasuki fi’il ialah:
1. I’rab
rafa’, contoh: يَنْصُرُ (Dia menolong), يَقْرَأُ (Dia
membaca), يَعْلَمُ (Dia mengetahui).
2.
I’rab
nashab, contoh: أَنْ يَنْصُرَ (Hendaknya
dia menolong), أَنْ يَقْرَأَ (Hendaknya
dia membaca), أَنْ يَعْلَمَ (Hendaknya
dia mengetahui).
3.
I’rab
jazm, contoh: لَمْ يَنْصُرْ (Dia tidak
menolong), لَمْ يَقْرَأْ (Dia tidak
membaca), لَمْ يَعْلَمْ (Dia tidak
mengetahui).
‘Amil yang men-jar-kan
selamanya tidak bisa diterima fi’il.
C.
Tabel Perbandingan I’rab
Macam
I’rab
|
Jenis
Kata yang Mengalaminya
|
Tanda
I’rab
|
Contoh
Kalimat
|
Rafa’
|
Isim (kata benda),
fi’il (kata kerja)
|
Dhammah
|
جَاءَ مُحَمَّدٌ
(Muhammad telah datang)
|
Nashab
|
Isim,
fi’il
|
Fathah
|
رَأَيْتُ مُحَمَّدًا
(Saya telah melihat Muhammad)
|
Khafadh/Jar
|
Isim
|
Kasrah
|
مَرَرْتُ بِمُحَمَّدٍ
(Saya telah bertemu Muhammad)
|
Jazm
|
Fi’il
|
Sukun
|
لَمْ يَكْتُبْ
(Dia
tidak menulis)
|
Penjelasan
Lebih Lanjut
1.
I’rab pada Fi’il
Pada
fi’il (kata kerja), i’rab dapat terjadi dalam berbagai bentuk tergantung pada
konteks kalimat. Misalnya, fi’il mudhari’ yang diawali dengan huruf jazm
seperti "لَمْ" atau "لَمَّا" akan
berubah menjadi jazm, seperti pada contoh "لَمْ يَكْتُبْ".
2.
I’rab pada Isim
Isim
(kata benda) memiliki i’rab yang bergantung pada posisi atau fungsi dalam
kalimat. Apabila berada di posisi subjek atau predikat, maka i’rabnya adalah rafa’.
Jika di posisi objek, maka i’rabnya adalah nashab. Jika kata benda tersebut
mengikuti huruf jar, maka i’rabnya adalah khafadh atau jar dengan tanda kasrah.
3.
Peran I’rab dalam Kalimat
I’rab
sangat penting untuk mengetahui peran setiap kata dalam kalimat. Tanpa
mengetahui perubahan ini, kita akan kesulitan dalam memahami hubungan antar
kata dan makna kalimat tersebut. Dalam bahasa Arab, i’rab juga membantu dalam
memahami konteks, misalnya dalam Al-Qur’an, perbedaan i’rab dapat mengubah
makna ayat secara keseluruhan.
Kesimpulan
I’rab
adalah bagian fundamental dari ilmu nahwu yang mengatur perubahan akhir kata dalam kalimat
bahasa Arab. Memahami i’rab membantu untuk mengetahui fungsi dan posisi kata
dalam kalimat, yang sangat penting dalam membaca, menulis, dan memahami
teks-teks berbahasa Arab. Dengan mengenal empat jenis i’rab (rafa’, nashab,
jar, jazm), kita dapat lebih memahami struktur kalimat bahasa Arab dengan tepat
dan mendalam.
Sumber Bacaan:
Anwar, Moh. 1996. Ilmu Nahwu: Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah
dan ‘Imrithy Berikut Penjelasannya, Cetakan Ketujuh, Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Djupri, Ghaziadin. Ilmu Nahwu Praktis:
Terjemahan Matan Al-Ajurumiah Beserta Contoh-Contoh Praktis, Surabaya:
Apollo.