Peribahasa Arab klasik الْجَارُ قَبْلَ
الدَّارِ (al-jāru qabla al-dār) “Perhatikan
siapa tetangga (lingkungan) dulu sebelum memilih tempat tinggal” merupakan
ungkapan penuh hikmah yang menekankan pentingnya lingkungan sosial dalam
kehidupan seseorang. Ungkapan ini telah lama menjadi pedoman dalam tradisi Arab
dan Islam, karena ia tidak hanya berbicara tentang tetangga secara fisik,
tetapi juga mengajarkan kita untuk memperhatikan kualitas pergaulan, suasana
masyarakat, dan karakter lingkungan sebelum memilih tempat tinggal. Dalam
konteks modern, amtsal ini tetap relevan, mengingat keadaan lingkungan
sangat mempengaruhi kenyamanan hidup, perkembangan akhlak, bahkan ketenangan
jiwa. Dengan memahami nasihat ini, seseorang dapat membuat keputusan yang lebih
bijak demi keberkahan kehidupan.
Secara lahiriah, amtsal
“al-jāru qabla al-dār” berarti bahwa seseorang hendaknya memeriksa dan
mempertimbangkan siapa yang akan menjadi tetangganya sebelum ia memutuskan
untuk tinggal di suatu tempat. Rumah yang indah, mewah, atau strategis tidak
akan memberikan kenyamanan jika lingkungan sekitarnya penuh masalah, keributan,
atau orang-orang yang tidak baik akhlaknya. Dengan kata lain, nilai suatu
tempat tinggal bukan hanya pada bangunan, tetapi pada manusia-manusia di
sekelilingnya.
Lingkungan tempat seseorang
tinggal sangat berpengaruh terhadap perilaku dan pembentukan karakter. Manusia
adalah makhluk sosial, dan tanpa disadari, ia mudah terpengaruh oleh kebiasaan,
gaya hidup, dan akhlak orang-orang di sekitarnya. Jika seseorang tinggal di
lingkungan yang baik, penuh keramahan, amanah, dan saling menjaga, maka hal itu
akan memudahkan dirinya untuk menjadi pribadi yang baik pula. Sebaliknya,
lingkungan yang buruk dapat menjadi sebab seseorang ikut terjerumus dalam
kebiasaan negatif. Inilah alasan mengapa dalam Islam, pemilihan lingkungan baik
dan tetangga yang saleh sangat dianjurkan.
Dalam kehidupan modern,
peribahasa ini tidak hanya digunakan dalam konteks mencari tempat tinggal,
tetapi juga dalam memilih lingkungan kerja, komunitas, sekolah untuk anak-anak,
bahkan dalam memilih lingkungan pertemanan di dunia digital. Lingkungan yang
baik akan menumbuhkan kedamaian, sementara lingkungan yang buruk akan membawa
kecemasan. Oleh sebab itu, sebelum seseorang memutuskan untuk tinggal di suatu
daerah atau berkumpul dalam suatu komunitas, penting baginya untuk mengetahui
bagaimana karakter masyarakat di sana, apakah ramah, saling membantu, menjaga
norma, dan memiliki suasana spiritual atau sosial yang sehat.
Tetangga yang baik adalah salah satu nikmat besar dalam kehidupan. Banyak hadis Nabi Muhammad Saw. yang menekankan pentingnya berbuat baik kepada tetangga, bahkan sampai beliau diperintahkan Jibril untuk terus memperhatikan hak-hak tetangga. Ini menunjukkan bahwa hubungan harmonis dengan tetangga adalah kunci ketenangan. Rumah yang sederhana akan terasa seperti istana jika dikelilingi tetangga baik, sementara rumah mewah pun akan terasa seperti penjara bila dikelilingi tetangga yang bermasalah. Maka memilih lingkungan adalah bagian dari menjaga ketenteraman jiwa dan keluarga.
Akhirnya, amtsal ini mengajarkan bahwa keberkahan hidup tidak hanya ditentukan oleh materi, tetapi oleh interaksi sosial dan kondisi batin. Memilih tempat tinggal yang lingkungannya baik berarti menjaga keselamatan, kenyamanan, dan perkembangan akhlak keluarga. Peribahasa “al-jāru qabla al-dār” menjadi kaidah hidup yang mengingatkan manusia agar tidak tergiur oleh bentuk luar semata, tetapi melihat esensi lingkungan dan manusia yang ada di sekitarnya. Dengan mengikuti hikmah ini, seseorang akan lebih mudah mendapatkan kehidupan yang tentram, harmonis, dan penuh keberkahan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar