Halaman

Rabu, 17 Desember 2025

Belajar Bersama, Bukan Dari Satu Arah

Dalam dunia pendidikan modern, gagasan tentang hubungan guru dan murid terus mengalami perkembangan. Salah satu pemikir besar yang sangat berpengaruh dalam hal ini adalah Paulo Freire, seorang filsuf pendidikan asal Brasil yang dikenal melalui karyanya Pedagogy of the Oppressed. Salah satu ucapannya yang terkenal— “Guru bukanlah satu-satunya yang tahu. Murid pun membawa pengetahuan yang penting”—menjadi kritik tajam terhadap sistem pendidikan tradisional yang menempatkan guru sebagai pusat mutlak. Ungkapan ini menandai perubahan paradigma: pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan satu arah, tetapi proses dialogis yang memanusiakan kedua belah pihak.

Freire ingin menolak model pendidikan yang ia sebut sebagai banking model, yaitu anggapan bahwa murid seperti “celengan kosong” yang harus diisi oleh guru. Menurutnya, model ini merendahkan kemampuan berpikir murid dan menghilangkan sifat kritis yang seharusnya tumbuh dalam proses belajar. Dengan mengatakan bahwa murid pun membawa pengetahuan penting, Freire menegaskan bahwa setiap individu memiliki pengalaman hidup, intuisi, dan perspektif unik yang dapat memperkaya proses pembelajaran. Pendidikan yang baik harus memberi ruang bagi pengetahuan itu untuk muncul dan diolah bersama.

Ungkapan tersebut juga menegaskan bahwa “pendidikan adalah dialog”, bukan monolog. Guru bukanlah satu-satunya sumber kebenaran; ia adalah fasilitator yang membantu murid memahami dunia dan dirinya sendiri. Dalam ruang belajar yang dialogis, murid dapat mengajukan pertanyaan, mempertanyakan asumsi, dan menghubungkan materi pelajaran dengan realitas hidup mereka. Dengan cara ini, proses belajar menjadi aktif dan bermakna. Pengetahuan tidak lagi dipandang sebagai fakta statis, melainkan sesuatu yang terbentuk melalui interaksi, refleksi, dan pengalaman bersama.

Lebih jauh lagi, Freire menekankan bahwa pengakuan terhadap pengetahuan murid merupakan bentuk penghormatan terhadap kemanusiaan mereka. Ketika guru menyadari bahwa murid membawa pengetahuan penting, ia tidak lagi memandang murid sebagai sosok pasif, tetapi sebagai subjek yang memiliki kemampuan berpikir dan berkontribusi. Hal ini membangun hubungan yang setara dan saling menghargai. Murid menjadi lebih percaya diri, lebih berani berpikir kritis, dan lebih mampu mengambil peran aktif dalam membangun pemahaman bersama.

Pada akhirnya, ucapan Paulo Freire ini mengajarkan bahwa “pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan yang membuka ruang bagi semua suara”, termasuk suara murid. Ketika murid diberi kesempatan untuk menyampaikan pandangan, pengalaman, dan pemahamannya, maka lahirlah proses pembelajaran yang lebih kaya dan konstruktif. Guru tetap berperan sebagai pembimbing, tetapi tidak mematikan potensi intelektual murid. Dengan cara inilah pendidikan dapat melahirkan manusia yang sadar, kritis, dan mampu berperan aktif dalam membangun perubahan sosial. Inilah hakikat pesan Freire: belajar adalah kolaborasi dan pemberdayaan, bukan dominasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belajar Bersama, Bukan Dari Satu Arah

Dalam dunia pendidikan modern, gagasan tentang hubungan guru dan murid terus mengalami perkembangan. Salah satu pemikir besar yang sangat ...