Sabtu, 05 Juli 2025

Doa Seorang Ibu dan Ujian Seorang Ahli Ibadah

Kisah-kisah para pendahulu kita dari kalangan Bani Israil menyimpan banyak pelajaran berharga, salah satunya adalah kisah Juraij, seorang ahli ibadah yang sangat tekun dan taat kepada Allah Swt. Namun, kisahnya tidak hanya tentang ibadah semata, melainkan juga tentang ujian kehidupan, adab kepada orang tua, serta keajaiban pertolongan Ilahi. Dalam kisah ini, kita diajak untuk merenungi bagaimana kesalehan spiritual tetap harus berjalan seiring dengan kebaikan sosial, khususnya terhadap ibu yang telah melahirkan dan membesarkan kita dengan penuh kasih.

Pada zaman Bani Israil dahulu (beberapa abad sebelum datangnya Islam), ada salah seorang dari Bani Israil yang bernama “Juraij”. Beliau dikenal sebagai ahli ibadah, sampai-sampai dijuluki ar-Rahib atau al-‘Abid. Setiap harinya, beliau mampu melakukan shalat ratusan rakaat. Lebih dari itu, beliau sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, terutama kepada ibunya.

Diceritakan bahwa sekali waktu si Juraij sedang melakukan shalat sunnah seperti biasa. Di saat beliau sedang nikmat bermunajat kepada Allah Swt. di dalam shalatnya, tiba-tiba sang ibu memanggilnya, “Wahai Juraij . . wahai Juraij!” Sang ibu memanggil Juraij dua atau tiga kali. Akan tetapi si Juraij tidak menjawabnya lantaran saat itu beliau sedang shalat. Sebenarnya, beliau sempat bimbang. Dalam hati kecilnya beliau bertanya-tanya, “Ya Rabb, apakah aku akan meneruskan shalatku, atau aku batalkan saja demi menjawab panggilan ibuku?” Beliau berkata seperti itu di dalam hatinya sambil meneruskan shalatnya. Ternyata, sang ibu keburu mengutuknya lantaran terlalu jengkel. Karena panggilannya yang berulang kali tidak digubris oleh sang putra, Juraij. Ia berdoa, “Ya Allah, janganlah Engkau matikan si Juraij sebelum ia terkena fitnah dengan seorang pelacur.”

Ternyata doa ibunya itu dikabulkan oleh Allah Swt, sehingga si Juraij benar-benar terkena fitnah oleh pelacur. Konon, sekali waktu, pada saat Juraij berkhalwat (menarik diri dari keramaian dan menyepi untuk mendekatkan diri kepada Allah), datanglah seorang wanita memasuki tempat khalwat Juraij dan mengajaknya melakukan zina. Terang saja, si Juraij menolak ajakan si wanita. Anehnya, si wanita tetap memaksa Juraij melakukan perbuatan keji itu, akan tetapi Juraij bersikeras menolaknya.

Ketika si wanita merasa gagal merayu Juraij, maka si wanita melakukan perbuatan nista itu dengan seorang pengembala kambing. Tak lama kemudian, si wanita hamil. Setelah melahirkan, si wanita itu ditanya oleh warga, “Siapa yang menghamilimu? Dan siapa ayah dari bayimu itu?” Si wanita menjawab, “Juraij pelakunya.” Tentu saja Juraij menepisnya, akan tetapi warga tidak mempercayainya. Mereka pun menghujat Juraij dan bahkan membakar tempat ibadahnya. Maka di saat itu pula, Juraij sadar bahwa musibah yang menimpanya itu merupakan akibat dari kutukan sang ibunda.

Akhirnya, beliau melakukan shalat dua rakaat, kemudian memohon pertolongan kepada Allah Swt. agar dirinya dibebaskan dari fitnah yang sangat memalukan itu. Tiba-tiba, beliau mendapatkan ilham dari Allah Swt. agar menusukkan telunjuknya ke tubuh bayi itu sambil menanyakannya. Maka Juraij pun melakukannya dan berkata, “Hai bayi, siapakah ayahmu yang sebenarnya?” Maka bayi itu menjawab, “Ayahku adalah (fulan) si pengembala.” Orang-orang tersentak kaget mendengarnya. Sungguh ajaib, seorang bayi yang masih dalam buaian dapat berbicara dengan jelas dan lugas.

Menyaksikan keajaiban itu, warga kampung mulai sadar bahwa ternyata mereka salah sangka. Akhirnya, mereka meminta maaf kepada Juraij dan berjanji akan mengganti tempat ibadahnya yang telah mereka hancurkan dengan bangunan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Akan tetapi Juraij menolaknya dan bertekad membangunnya sendiri.

Dari kisah Juraij, kita belajar bahwa setinggi apa pun derajat ibadah seseorang, tidak akan sempurna tanpa disertai bakti kepada orang tua. Doa seorang ibu, baik dalam kebaikan maupun dalam kemarahan, sangatlah dahsyat dan dapat mengubah jalan hidup anaknya. Namun demikian, ketika ujian datang, keikhlasan dan doa yang tulus kepada Allah Swt. akan membuka jalan keluar yang tidak disangka-sangka. Kisah ini menjadi cermin bagi kita untuk selalu menjaga hubungan baik dengan orang tua, serta mengajarkan untuk bersabar dalam menghadapi fitnah dan ujian kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Doa Seorang Ibu dan Ujian Seorang Ahli Ibadah

Kisah-kisah para pendahulu kita dari kalangan Bani Israil menyimpan banyak pelajaran berharga, salah satunya adalah kisah Juraij, seorang ...