Kamis, 03 Juli 2025

Hidup Penuh Makna Dimulai dari Prioritas yang Benar

Sering kali dalam menjalani kehidupan, kita terjebak dalam rutinitas dan kesibukan hingga melupakan apa yang benar-benar penting. Kisah sederhana tentang seorang profesor dan wadah berisi batu, kerikil, dan pasir ini mengajak kita untuk kembali merenung: sudahkah kita menyusun prioritas hidup dengan bijak? Melalui ilustrasi yang penuh makna ini, kita diajak memahami bahwa keberhasilan dan kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh banyaknya aktivitas, tetapi oleh kemampuan kita memilih yang paling bernilai untuk didahulukan.

Seorang guru besar filsafat berdiri di muka kelas, di hadapannya ada beberapa benda. Ketika masuk waktu pelajaran, ia mengambil sebuah wadah besar bekas tempat mayonnaise lalu mengisinya dengan batu yang berdiameter kurang lebih 2 inci. Setelah penuh ia bertanya kepada murid-muridnya, “Apakah tempat ini sudah penuh?” Murid-muridnya menjawab, “Ya.”

Kemudian sang profesor mengambil sekaleng batu kerikil lalu menuangkannya ke dalam wadah tadi. Ia kemudian dengan lembut menggoyang wadah itu sehingga batu-batu kecil tadi menggelinding mengisi ruang di antara batu-batu. Ia lalu bertanya kepada murid-muridnya, “Apakah tempat ini sudah penuh?” Murid-muridnya menjawab, “Ya.”

Sang profesor kemudian mengambil sekaleng pasir lalu menuangkannya ke dalam wadah tadi. Pasir itu pun segera mengisi ruang-ruang kosong di antara batu dan kerikil.

“Nah, sekarang,” kata sang profesor, “Aku ingin kalian memahami bahwa demikianlah sesungguhnya kehidupan kalian. Batu itu merupakan hal-hal penting dalam kehidupan kalian, seperti: keyakinan, keluarga, pasangan hidup, kesehatan, dan anak-anak kalian, yakni semua hal yang sangat penting bagi kalian, yang bila kalian tidak mengurusnya dengan baik, boleh jadi kalian akan sengsara. Kerikil adalah hal-hal lain yang kedudukannya lebih rendah, tapi berpengaruh pada kehidupan kalian, seperti: pekerjaan, rumah, atau mobil. Pasir adalah hal-hal lain yang kedudukannya kurang begitu penting. Apabila kalian mengisi wadah ini dengan pasir lebih dahulu, maka batu dan kerikil tidak akan mendapat tempat. Demikian juga kehidupan kalian, kalau kalian habiskan tenaga dan waktu kalian untuk hal-hal yang sia-sia, kalian tidak akan berhasil melakukan pekerjaan yang penting bagi kehidupan kalian.”

Oleh karena itu, perhatikanlah hal-hal yang penting bagi kalian, lewatkan waktu kalian bersama anak-anak kalian, sediakan waktu untuk memeriksakan kesehatan. Adapun waktu untuk kerja, membersihkan rumah, mengadakan jamuan makan, memperbaiki kerusakan akan selalu tersedia.

Hidup yang bermakna adalah hidup yang dijalani dengan kesadaran penuh terhadap prioritas. Batu-batu besar kehidupan (seperti iman, keluarga, dan kesehatan) harus mendapat tempat utama dalam ruang hidup kita. Jika kita mengisinya terlebih dahulu dengan hal-hal remeh, maka tak akan tersisa ruang untuk yang terpenting. Semoga kisah ini menjadi pengingat agar kita senantiasa menyusun ulang urusan hidup dengan bijak, dan tidak lupa memberikan waktu dan perhatian untuk hal-hal yang benar-benar berarti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hidup Penuh Makna Dimulai dari Prioritas yang Benar

Sering kali dalam menjalani kehidupan, kita terjebak dalam rutinitas dan kesibukan hingga melupakan apa yang benar-benar penting. Kisah se...