Dalam kehidupan sosial, manusia
hidup berdampingan dengan beragam latar belakang, suku, status ekonomi,
pendidikan, dan budaya. Di tengah keragaman ini, ada satu nilai yang menjadi
fondasi kokoh bagi terciptanya masyarakat yang adil dan beradab, yaitu ‘rasa
hormat’. Ungkapan "Setiap orang pantas dihormati, baik ia orang kaya
atau orang miskin" adalah pengingat yang dalam bahwa nilai kemanusiaan
tidak ditentukan oleh kekayaan materi, melainkan oleh fitrah dan kehormatan
sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan dengan martabat yang sama.
Menghormati orang kaya
seringkali mudah karena mereka memiliki pengaruh, kekuasaan, atau kebaikan
materi yang tampak. Namun ujian sejati dari budi pekerti seseorang justru
terlihat ketika ia memperlakukan orang miskin dengan penghargaan yang sama.
Orang miskin bukanlah manusia kelas dua. Mereka tetap memiliki hak yang sama
untuk dihormati, didengarkan, dan diperlakukan secara adil. Memandang mereka
dengan hina hanya menunjukkan kekerdilan hati dan sempitnya cara berpikir.
Dalam Islam, Nabi Muhammad Saw.
memberikan teladan luar biasa dalam menghormati semua golongan, tanpa
membedakan status sosial. Bahkan beliau bersabda,
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ
الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ
"Bukanlah mukmin, orang yang kenyang, sementara tetangganya lapar sampai ke lambungnya." (HR. Al-Bukhari). Ini menunjukkan bahwa penghormatan bukan hanya dalam kata, tapi juga dalam perhatian dan kepedulian nyata. Kesetaraan dalam penghormatan adalah bentuk keadilan sosial yang menyuburkan kasih sayang di antara sesama.
Menghormati semua orang, tanpa melihat harta atau jabatan, membentuk pribadi yang luhur dan masyarakat yang sehat. Dunia ini terlalu sempit jika dinilai dari dompet seseorang. Yang membuat manusia mulia adalah akhlaknya, bukan saldo banknya. Maka, mari kita belajar memperluas pandangan hati. Hormatilah setiap orang, karena mungkin dalam pandangan manusia mereka tampak biasa, tapi di hadapan Tuhan, mereka lebih mulia dari kita. Hormat itu bukan karena siapa dia, tapi karena siapa kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar