Rabu, 02 Juli 2025

Menghormati Semua, Mencerminkan Jiwa Mulia

Dalam kehidupan sosial, manusia hidup berdampingan dengan beragam latar belakang, suku, status ekonomi, pendidikan, dan budaya. Di tengah keragaman ini, ada satu nilai yang menjadi fondasi kokoh bagi terciptanya masyarakat yang adil dan beradab, yaitu ‘rasa hormat’. Ungkapan "Setiap orang pantas dihormati, baik ia orang kaya atau orang miskin" adalah pengingat yang dalam bahwa nilai kemanusiaan tidak ditentukan oleh kekayaan materi, melainkan oleh fitrah dan kehormatan sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan dengan martabat yang sama.

Menghormati orang kaya seringkali mudah karena mereka memiliki pengaruh, kekuasaan, atau kebaikan materi yang tampak. Namun ujian sejati dari budi pekerti seseorang justru terlihat ketika ia memperlakukan orang miskin dengan penghargaan yang sama. Orang miskin bukanlah manusia kelas dua. Mereka tetap memiliki hak yang sama untuk dihormati, didengarkan, dan diperlakukan secara adil. Memandang mereka dengan hina hanya menunjukkan kekerdilan hati dan sempitnya cara berpikir.

Dalam Islam, Nabi Muhammad Saw. memberikan teladan luar biasa dalam menghormati semua golongan, tanpa membedakan status sosial. Bahkan beliau bersabda,

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ

"Bukanlah mukmin, orang yang kenyang, sementara tetangganya lapar sampai ke lambungnya." (HR. Al-Bukhari). Ini menunjukkan bahwa penghormatan bukan hanya dalam kata, tapi juga dalam perhatian dan kepedulian nyata. Kesetaraan dalam penghormatan adalah bentuk keadilan sosial yang menyuburkan kasih sayang di antara sesama.

Menghormati semua orang, tanpa melihat harta atau jabatan, membentuk pribadi yang luhur dan masyarakat yang sehat. Dunia ini terlalu sempit jika dinilai dari dompet seseorang. Yang membuat manusia mulia adalah akhlaknya, bukan saldo banknya. Maka, mari kita belajar memperluas pandangan hati. Hormatilah setiap orang, karena mungkin dalam pandangan manusia mereka tampak biasa, tapi di hadapan Tuhan, mereka lebih mulia dari kita. Hormat itu bukan karena siapa dia, tapi karena siapa kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hidup Penuh Makna Dimulai dari Prioritas yang Benar

Sering kali dalam menjalani kehidupan, kita terjebak dalam rutinitas dan kesibukan hingga melupakan apa yang benar-benar penting. Kisah se...