Jumat, 20 Juni 2025

Saat Harta Tidak Dikenali, dan Al-Qur’an Tak Dihargai: Sebuah Renungan Tentang Al-Qur’an

Kisah ini membawa kita merenungi betapa seringnya manusia lalai terhadap nikmat dan harta berharga yang telah Allah titipkan dalam hidupnya. Terkadang, karena kurangnya ilmu atau perhatian, sesuatu yang seharusnya menyelamatkan justru diabaikan begitu saja. Melalui kisah seorang wanita pengemis yang tidak menyadari nilai sebenarnya dari apa yang dimilikinya, kita diajak untuk membuka mata hati dan pikiran agar tidak mengulangi kesalahan serupa, terutama terhadap anugerah terbesar yang telah Allah turunkan, yaitu Al-Qur’an.

Kita janganlah seperti “wanita pengemis” ini yang setiap hari duduk mengemis di depan pintu masjid. Imam masjid yang sering melihatnya bertanya, “Ibu, engkau adalah wanita mulia, anakmu rajin ke masjid, lalu kenapa mengemis?” Wanita itu menjawab, “Suamiku sudah wafat beberapa tahun yang lalu, satu-satunya anakku sejak 8 bulan yang lalu pergi merantau. Anakku meninggalkan uang untukku, tapi setelah uang itu habis, saya terpaksa mengemis.”

Imam masjid bertanya, “Apakah anakmu tidak mengirimkan uang untukmu?” Wanita itu menjawab, “Setiap bulan anakku mengirimkan aku ‘gambar warna-warni’, yang aku tempelkan di dinding sebagai kenangan.”

Imam masjid kemudian datang ke rumah wanita pengemis itu, dan Subhanallah ternyata lembaran warna-warni yang dia tempelkan itu adalah uang dolar, wanita tua itu TIDAK MENGERTI kalau itu adalah uang. Ada 8.000 dolar, karena anaknya mengirimkan 1.000 dolar setiap bulannya. Imam masjid mengambil uang itu dan menukarkannya, lalu menyerahkannya kepada wanita itu. Sejak saat itu, wanita tua tersebut tidak pernah lagi duduk mengemis di pintu masjid.

Kisah wanita ini hampir sama dengan sebagian kita. Kita memiliki Al-Qur’an (Kitabullah) pedoman hidup, sesuatu yang sangat berharga, pelindung kita, penyembuh kita, tetapi kita tidak tahu membacanya, tidak mengerti isinya, tidak paham bahwa ia adalah segalanya. Al-Qur’an hanya menjadi penghias lemari, atau kaligrafi yang ditempelkan di dinding, lalu kita mengemis ke timur dan ke barat, mencari pedoman hidup, padahal di tengah-tengah kita ada sesuatu yang sangat berharga, ada Al-Qur’an proteksi kita.

Seperti wanita itu yang tidak menyadari bahwa dirinya duduk di atas kekayaan, kita pun sering tidak sadar bahwa dalam genggaman kita terdapat Al-Qur’an, petunjuk hidup dari Tuhan semesta alam. Namun, karena tidak membacanya, tidak memahaminya, dan tidak mengamalkannya, kita menjadi miskin arah dan gersang jiwa. Maka, mari kita ubah cara pandang dan sikap kita terhadap Al-Qur’an: bukan sekadar simbol atau hiasan, melainkan sebagai sahabat harian yang menuntun, menenangkan, dan menyelamatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Harta Tidak Dikenali, dan Al-Qur’an Tak Dihargai: Sebuah Renungan Tentang Al-Qur’an

Kisah ini membawa kita merenungi betapa seringnya manusia lalai terhadap nikmat dan harta berharga yang telah Allah titipkan dalam hidupny...