Dalam dunia yang dipenuhi
dengan ketidakpastian, tekanan mental, dan tantangan emosional, kata-kata
Donald Robertson (seorang psikoterapis kognitif dan penulis buku How to
Think Like a Roman Emperor) memberikan pencerahan yang membumi namun
mendalam: "Jangan berusaha menghindari ketakutan, tetapi hadapilah
dengan keberanian dan akal sehat." Ucapan ini bukan sekadar anjuran
moral, tetapi ajakan filosofis untuk “menyingkirkan” rasa takut atau
berpura-pura tak pernah takut, Robertson justru mengingatkan kita untuk
menjadikannya bagian dari pertumbuhan batin.
Ketakutan, menurut Robertson,
bukanlah musuh yang harus disingkirkan secara total, melainkan sinyal yang
dapat ditata ulang maknanya. Ketika kita berusaha melarikan diri dari
ketakutan, kita justru menyerahkan kendali pada emosi itu sendiri. Sebaliknya,
menghadapi ketakutan secara sadar (dengan mengenali, memahami, dan menerimanya)
adalah langkah awal menuju kemerdekaan batin. Di titik inilah keberanian lahir:
bukan karena ketidakhadiran rasa takut, melainkan karena kita memilih untuk
bertindak meskipun takut.
Namun, keberanian tanpa arah bisa menjadi nekat. Itulah sebabnya akal sehat menjadi penyeimbang utama dalam menghadapi ketakutan. Akal sehat dalam konteks ini bukan sekadar logika, melainkan kemampuan untuk berpikir jernih di tengah badai emosi. Robertson menekankan pentingnya refleksi dan penilaian rasional terhadap apa yang sebenarnya kita takutkan: apakah ketakutan itu proporsional? Apakah ia berdasarkan fakta atau asumsi yang berlebihan? Dengan akal sehat, kita belajar membedakan mana ketakutan yang layak dihadapi, mana yang perlu kita lepaskan, dan mana yang bisa kita ubah menjadi dorongan untuk bertumbuh.
Ucapan Robertson ini memberi inspirasi bagi siapa pun yang tengah berjuang menghadapi kecemasan, tekanan, atau perubahan besar dalam hidup. Ia mengajak kita untuk berhenti berlari dari ketakutan dan mulai menatapnya sebagai pintu menuju kematangan emosional. Dalam keberanian yang terkendali oleh akal sehat, kita bukan hanya mengatasi rasa takut, tetapi juga membentuk karakter tangguh yang mampu menghadapi hidup dengan integritas. Sebab, pada akhirnya, bukan ketakutan yang melemahkan kita, melainkan cara kita memilih untuk meresponsnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar