Minggu, 26 Februari 2023

MENULIS BUKU AJAR

 

Malam hari ini Senin, 20 Februari 2023 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang 28 mengangkat tema “Menulis Buku Ajar” dengan menghadirkan narasumber yang luar biasa yaitu Ibu Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd. Narasumber adalah konselor dan penulis juga asesor BAN PAUD Jawa Timur. Lulus cum laude prodi PAUD Universitas Negeri Surabaya dan melanjutkan studi di Universitas Negeri Malang untuk meraih gelar doktor Bimbingan dan Konseling. Narasumber juga merupakan alumnus KBMN gelombang 4 dan peraih buku terbaik Perpusnas 2021 bersama Prof Ekoji dalam tantangan menulis selama satu minggu.

Pertemuan KBMN pada malam hari ini dipandu oleh moderator yang keren Ibu Mutmainah. Mengawali acara moderator menyampaikan bahwa menulis merupakan tingkat literasi paling tinggi setelah mendengar, berbicara, dan membaca. Meskipun menulis tidak mudah namun harus tetap dilakukan sebagai bukti kita ikut memberikan sesuatu bagi peradaban. Tanpa meninggalkan tulisan manusia akan semakin mudah dilupakan.

Selanjutnya, narasumber menyampaikan paparannya bahwa materi kajiannya adalah tentang bahan ajar vs buku ajar, pentingnya bahan ajar dalam pembelajaran, buku ajar dan buku hasil penelitian/hasil pemikiran, cara penulisan buku ajar, dan prinsip-prinsip pemilihan materi buku ajar.

Yang pertama kita sebagai penulis buku adalah menguasai penguasaan ilmu, kemampuan berbahasa, dan paling penting adalah punya komitmen. Untuk mengetahui perbedaan antara bahan ajar vs buku ajar akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/dosen dan mahasiswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis ataupun tidak tertulis.

2. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga dapat tercipta lingkungan dan suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

3. Bahan ajar cetak meliputi buku teks, buku referensi, dan monograf, bahan ajar mandiri (modul, panduan, atlas, peta, diagram, poster, brosur, leaflet). Sedangkan bahan ajar non cetak meliputi internet/web, e-learning, dan pembelajaran berbantuan komputer (slide, video/TV, audio/radio).

Sedangkan buku ajar merupakan salah satu bentuk bahan ajar. Buku ajar adalah buku ilmiah berupa uraian materi pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis dengan bahasa yang lugas, digunakan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran (Pannen & Purwanto, 2001). Mengapa buku ajar penting dalam pembelajaran? 1) Guru lebih banyak waktu untuk memberi bimbingan kepada siswa/mahasiswa. 2) Siswa dapat belajar sekalipun tidak ada guru. 3) Siswa dapat belajar kapan dan di mana saja. 4) Siswa tidak terlalu tergantung kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi. 5) Siswa bisa belajar dengan kecepatan masing-masing sesuai dengan potensi. Nah ini sangat penting yang harus dipahami, mengapa buku ajar ini wajib diwujudkan oleh seorang guru. Mengacu pada trilogi pembelajaran (tujuan, strategi, dan penilaian), karena syarat minimal terjadinya pembelajaran adalah mahasiswa/siswa – materi – dosen/guru. Beban belajar mahasiswa untuk 2 SKS (SN-DIKTI, 2015): 2 SKS = 340 menit. Kebutuhan bahan bacaan? Seorang guru memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dalam mengajarnya yaitu dengan menata buku ajar sendiri sesuai mata pelajaran yang diampunya.

Selain itu, ada beberapa keuntungan buku ajar bagi guru/dosen di antaranya:

1.    Promosi dan kenaikan pangkat.

2.    Mendapatkan insentif.

3.    Finansial-royalti.

4.    Eksistensi diri.

5.    Media ekspresi.

6.    Branding personal dan institusi.

7.    Penguatan keilmuan.

Di samping beberapa keuntungan di atas, yang tidak kalah penting bahwa guru adalah sebagai agen aktivitas pembelajaran. Pengalaman dan kurikulum sebagai pegangan guru dalam menulis buku ajar. Guru membuat RPS/Silabus Desain Pembelajaran sebagai langkah awal untuk memulai, dan semua mata pelajaran yang didesain itu sama dengan outline calon buku ajar. Ketika guru juga menjadi peneliti maka akan menghasilkan buku referensi, monograf, dan artikel ilmiah.

Untuk membedakan antara buku ajar vs buku teks, bisa dilihat pada tabel berikut:

Ø Buku Ajar

a.    Ditulis dan dirancang untuk digunakan siswa/mahasiswa.

b.    Menjelaskan tujuan pembelajaran.

c.    Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.

d.   Strukturnya berdasarkan kompetensi yang akan dicapai.

e.    Ada pemberian kesempatan latihan bagi mahasiswa.

f.     Selalu memberikan rangkuman.

g.    Kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa.

h.    Dikemas untuk digunakan dalam pembelajaran.

i.      Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa.

j.      Mencantumkan petunjuk penggunaan buku ajar.

Ø Buku Teks

a.    Ditulis terutama untuk digunakan dosen atau pembaca umum, dipasarkan secara luas.

b.    Tidak selalu menjelaskan tujuan pembelajaran.

c.    Disusun secara linier.

d.   Strukturnya berdasarkan logika bidang ilmu (content).

e.    Belum tentu memberikan latihan bagi mahasiswa.

f.     Belum tentu ada rangkuman.

g.    Materi buku teks sangat.

h.    Dikemas untuk dijual secara umum.

i.      Tidak ada mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pemakai.

j.      Tidak memberikan petunjuk cara mempelajarinya.

Adapun cara penyusunan buku ajar:

1. PENATAAN INFORMASI (Compilation Text). Guru/dosen melakukan kompilasi bahan dari berbagai sumber yang telah beredar di pasaran berdasarkan RPS yang telah disusun.

a. Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata pelajaran seperti yang tercantum dalam daftar pustaka di RPS.

b. Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per-bahan kajian sesuai dengan RPS.

c. Fotocopy seluruh bagian dari sumber yang digunakan per-bahan kajian sesuai dengan RPS.

d. Pilahlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan urutan bahan kajian yang sesuai dengan RPS.

e.   Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap bahan kajian/bab.

f.  Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap bahan kajian kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagi kepada mahasiswa).

g. Buatlah/tulislah pedoman guru/dosen dan pedoman siswa/mahasiswa untuk mendampingi bahan yang sudah dikompilasi tersebut.

2. PENGEMASAN KEMBALI (Information Repackaging). Guru/dosen melakukan pengemasan kembali dari sumber-sumber yang telah ada disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi yang ingin dicapai dalam RPS.

Informasi yang sudah ada dipasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (RPS + RTM). Informasi tersebut disusun kembali/ditulis ulang dengan gaya bahasa dan strategi yang sesuai untuk menjadi buku ajar (digubah), kemudian ditambahkan: kemampuan/kompetensi yang akan dicapai, petunjuk belajar bagi mahasiswa, latihan, ringkasan, umpan balik, dan evaluasi formatif.

3. MENULIS SENDIRI (Starting form Scratch). Guru/dosen menulis sendiri berdasarkan kepakarannya berdasarkan RPS mata kuliah yang diampu.

Guru merupakan pakar dalam bidangnya (menguasai bidang ilmu). Guru mempunyai kemampuan menulis. Guru memahami kebutuhan mahasiswa dalam bidang ilmu yang dibinanya. Guru memiliki kemampuan mendesain pembelajaran.

Selanjutnya narasumber menjelaskan tentang prinsip-prinsip pemilihan materi buku ajar:

1.    PRINSIP RELEVANSI

Materi pembelajaran hendaknya ada hubungannya dan memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Misalnya, jika kemampuan yang diharapkan dikuasai mahasiswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta.

2.    PRINSIP KONSISTENSI/KEAJEGAN

Materi pembelajaran harus konsisten dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai, baik dari segi jumlah materi maupun taksonominya. Jika kemampuan akhir yang harus dikuasai mahasiswa empat macam, maka materi buku ajar yang harus dikembangkan juga harus meliputi empat macam.

3.    PRINSIP KECUKUPAN

Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu mahasiswa menguasai kemampuan akhir yang diharapkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

Pada sesi terakhir narasumber menjelaskan tentang sistematika buku ajar. Untuk hal ini biasanya tergantung dari penerbit juga, tetapi kita sebagai seorang guru juga memiliki kesiapan untuk menata outline buku kita sendiri yaitu:

BAB 1 Pendahuluan

a.    Penyajian

b.    Penutup

c.    Daftar Pustaka

d.   Senarai (Glossary)

e.    Tinjauan Mata Pelajaran : Prakata

-  Petunjuk Penggunaan Buku Ajar bagi Mahasiswa

-  Identitas Mata Kuliah

-  Deskripsi Singkat Isi Buku Ajar

-  Kegunaan Mata Kuliah bagi Mahasiswa

-  Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

Bab II Kemampuan Akhir Indikator

Pendahuluan, terdiri dari:

- Deskripsi singkat berupa gambaran umum tentang cakupan bab tersebut

- Relevansi antara bab tersebut dengan pengalaman yang telah dimiliki mahasiswa atau manfaat bagi mahasiswa

Penyajian:

-  Uraian atau penjelasan materi (sesuai dengan jenis materi) diikuti dengan contoh-contoh

-  Ilustrasi yang sesuai dengan uraian materi

-  Tugas dan latihan yang dilakukan mahasiswa setelah membaca uraian materi

-  Rangkuman/ringkasan dari konsep atau prinsip yang dibahas

Penutup, terdiri dari:

-  Penilaian, konsisten dengan rumusan indikator dan kemampuan akhir

-  Umpan balik, untuk dapat menilai sendiri hasil belajarnya (kunci jawaban tes)

-  Tindak lanjut

Diperlukan juga DAFTAR PUSTAKA, SENARAI berupa daftar istilah teknis yang dianggap penting dan perlu dijelaskan, serta DAFTAR INDEKS (jika diperlukan).

    Di akhir sesi pertemuan narasumber menyampaikan bahwa guru merupakan sosok yang akan ditiru, guru sebagai model yang akan menjadi figur, daya pandang siswa tak terukur karena melihat sosok guru idaman. Torehan guru menjadi prasasti bagi siswa, maka lantas guru mau seenaknya tanpa harus menjawab kebutuhan siswa yang sesungguhnya? Sungguh tidak manusiawi jika seorang tidak merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Oleh karena itu, marilah kita menjadi seorang guru yang memiliki komitmen untuk menghargai diri sendiri sebagai seorang yang sangat ditunggu siswa. Jadilah guru yang kreatif, desainlah pembelajaran yang menarik, buatlah buku ini sebagai hasil karya guru yang ditunggu. Selamat berkarya!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memaknai Filosofi Haul ke-4 Guru Mulia KH. M. Basori Alwi Murtadho

  Ada empat poin penting dalam memaknai filosofi logo peringatan haul ke-4 guru mulia KH. M. Basori Alwi Murtadho yaitu angka 4, kubah, p...