Rabu, 01 Februari 2023

KIAT JITU MENULIS CERITA FIKSI BERMUTU

 

Hari Senin, 30 Januari 2023 pukul 19.00 WIB menjadi malam yang luar biasa dengan materi yang mengasyikkan di Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) bersama narasumber hebat Bapak Sudomo, S.Pt yang akrab disapa Mazmo dengan moderator Bapak Bambang Purwanto, S.Kom.Gr yang biasa disapa Mr. Bams.

Mengawali pemaparan materi di awal, narasumber menyampaikan informasi terkait tema pembahasan yaitu Kiat Menulis Cerita Fiksi. Cerita fiksi atau cerkan (cerita rekaan) adalah cerita atau latar yang berasal dari imajinasi –dengan kata lain– tidak secara ketat berdasarkan sejarah atau fakta. Karya fiksi merupakan hasil dari imajinasi kreatif, jadi kecocokannya diasumsikan oleh audiensnya. Kebenaran dalam karya fiksi tidak harus sejalan dengan kebenaran yang berlaku di dunia nyata.

Dalam kesempatan ini narasumber akan berbagi dengan menggunakan alur MERDEKA, yaitu Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, dan Aksi Nyata.

Berikut penjelasan alur MERDEKA yang disampaikan oleh narasumber (Mazmo):

1. Mulai dari Diri. Pada alur ini, narasumber menyampaikan kepada peserta bahwa dalam menulis cerita fiksi bisa kembali mencari referensi tentang outline/kerangka karangan sebagai strategi menulis fiksi agar cerita tetap pada jalurnya. Seorang penulis cerita fiksi harus terus menulis serta membaca karya fiksi orang lain untuk memperkaya pemahaman dan keterampilan. Dengan konsisten menulis fiksi akan membuat terbiasa. Selama ada niat dan komitmen memulai dan menyelesaikan tulisan, maka jadilah sebuah cerita fiksi. Salah satu tips menulis cerita fiksi adalah mengambil tema yang disukai dan dikuasai.

2. Eksplorasi Konsep. Dalam menjelaskan alur yang kedua ini, narasumber menyampaikan sebuah cerpen dalam tautan https://s.id/MateriSudomo yang secara garis besar adalah alasan mengapa harus menulis cerita fiksi, syarat bisa menulis cerita fiksi, bentuk-bentuk cerita fiksi, unsur-unsur pembangun cerita fiksi, dan tips menulis cerita fiksi.

Narasumber juga membagikan beberapa poin penting (terutama untuk hal-hal yang mungkin baru bagi peserta):

a.  Fiksimini, yaitu fiksi singkat yang hanya terdiri dari beberapa kata saja. Berikut adalah contoh fiksimini yang terkenal For sale: baby shoes, never worn. Ernest Hemingway.

Jika diperhatikan, secuil kalimat itu memiliki maknanya luas dan dalam.

b. Flash fiction, yaitu cerita kilat dengan kekhususan jumlah kata. Biasanya mengandung plot twist.

c.  Selanjutnya adalah terkait unsur pembangun cerita fiksi yang perlu ditambahkan adalah premis. Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Contoh premis: Seorang anak yang berjuang melawan penyihir jahat demi kedamaian dunia. Itu adalah premis dari novel Harry Potter. Kekuatan premis adalah mampu menggambarkan novel yang tebal hanya dalam satu kalimat saja. Premis mengandung unsur, yaitu tokoh, tantangan, tujuan tokoh, dan resolusi.

3. Ruang Kolaborasi. Pada alur ini narasumber memberikan beberapa kalimat dan meminta peserta melanjutkan sendiri menjadi satu paragraf. Berikut kalimatnya:

Perlahan suara-suara itu menghilang.

Dalam gulita aku menggigil sendirian.

Mendadak bulu kudukku meremang.

Terdengar suara di kejauhan.

Semakin lama kian mendekat.

4. Demonstrasi Kontekstual. Pada alur ini penulis mempraktikkan menulis cerita fiksi yang dapat dimulai dengan menuliskan tema-tema cerita fiksi yang disukai. Misalnya cerita zaman masa lalu yang berbau kerajaan, cerita tentang supra natural, atau cerita laga, dan lain sebagainya.

5. Elaborasi Pemahaman. Pada alur ini penulis cerita fiksi dapat bertanya kepada penulis lain yang sudah lama menggeluti cerita fiksi, sehingga apabila ada sesuatu yang belum dimengerti dapat ditanyakan.

6.  Koneksi Antarmateri. Pada alur ini berupa penguasaan pemahaman kita terhadap materi yang telah dipelajari dengan mengaitkan materi awal sampai dengan materi yang terakhir. Penyampaian keterkaitan materi itu menandakan sejauh mana penguasaan dan pemahaman terhadap materi tersebut.

7.  Aksi Nyata. Alur belajar ini merupakan aktivitas terakhir untuk menyelesaikan satu topik serta bentuk praktik pemahaman kita terhadap pelatihan mandiri.

Untuk semakin menanamkan pemahaman terkait menulis cerita fiksi, perlu ditampilkan hasil tanya jawab (1-3 pertanyaan) antara narasumber dan peserta:

1. Pertanyaan dari Bapak Evridus Mangung: “Cerita fiksi adalah cerita yang didominasi oleh daya imajinasi pengarang. Pertanyaannya adakah latihan khusus agar daya imajinasi penulis benar-benar bisa bekerja optimal dalam menyusun sebuah karya fiksi?”

Jawaban Bapak Sudomo (Mazmo): “Saya pribadi tidak pernah melakukan latihan khusus. Latihan khususnya adalah dengan terus konsisten menulis. Konsistensi ini akan membuat seorang penulis terbiasa nyaman menulis dalam kondisi apapun”.

2.    Pertanyaan dari Ibu Rinrin Siti Maemunah: “Bagaimana cara membuat online?”

Jawaban Bapak Sudomo (Mazmo): “Berikut penjelasan terkait outline:

a)    Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi.

b)   Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita.

c)    Membuat premis sesuai tema.

d)   Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya.

e) Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik.

f)    Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail.

g)   Memilih sudut pandang penceritaan yang unik.  

3.  Pertanyaan dari Ibu Imro’atus Sholihah: “Bagaimana kiat mudah membangun alur atau plot cerita fiksi?”

Jawaban Bapak Sudomo (Mazmo): “1) Tentukan dulu jenis alur/plot yang ingin digunakan. 2) Memahami unsur-unsur alur/plot yang meliputi pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik memuncak/klimaks, dan penyelesaian/ending”.

    Akhirnya, dengan memahami kiat dan tips dalam menghasilkan cerita fiksi di atas, selanjutnya kita bisa mencoba mulai menggoreskan pena untuk menghasilkan sebuah cerita fiksi walaupun terkadang “permulaan itu tidak sempurna”, tetapi tetap harus dimulai. Selamat menulis!


6 komentar:

  1. Keren resumenya pak Abdullah👍🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Ibu Deasy Pebriyanti. Semoga bisa lebih baik lagi.

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih Ibu Ovi. Masih belajar dan secara bertahap semoga bisa lebih bagus lagi.

      Hapus
  3. Balasan
    1. Terima kasih Ibu Sukmi atas atensinya. Semoga bisa lebih baik lagi.

      Hapus

Memaknai Filosofi Haul ke-4 Guru Mulia KH. M. Basori Alwi Murtadho

  Ada empat poin penting dalam memaknai filosofi logo peringatan haul ke-4 guru mulia KH. M. Basori Alwi Murtadho yaitu angka 4, kubah, p...