Kalam hikmah Bisyir Al-Hafi “الْقَنَاعَةُ مَلِكٌ
لاَ يَسْكُنُ إِلاَّ فِي قَلْبِ مُؤْمِنٍ (Qana’ah
itu ibarat raja yang tidak mau bertempat tinggal kecuali di hati orang mukmin)”
merupakan ungkapan yang sangat dalam tentang kondisi batin seorang beriman. Perkataan
ini mengajak kita memahami bahwa kebahagiaan sejati dalam Islam tidak
ditentukan oleh banyaknya harta atau luasnya kenikmatan dunia, melainkan oleh
sikap hati dalam menyikapi apa yang Allah berikan. Bisyir Al-Hafi, seorang
ulama dan zahid besar, menekankan bahwa qana’ah adalah kemuliaan batin
yang hanya bisa hidup di hati yang beriman.
Qana’ah
berarti sikap merasa cukup dan ridha terhadap rezeki yang Allah tetapkan,
disertai usaha yang halal dan tawakal kepada-Nya. Qana’ah bukanlah
pasrah tanpa ikhtiar atau menolak dunia sama sekali, melainkan ketenangan hati
setelah berusaha, tanpa keluh kesah dan tanpa iri terhadap apa yang dimiliki
orang lain. Orang yang qana’ah tidak diperbudak oleh keinginan yang tak
ada habisnya, sehingga hidupnya lebih tenang, ringan, dan terjaga dari sifat
tamak serta rakus.
Bisyir Al-Hafi mengibaratkan qana’ah
sebagai “raja” karena qana’ah memiliki kekuasaan besar atas hati. Jika qana’ah
bersemayam, ia akan memerintah seluruh sikap batin: menundukkan keserakahan,
mengusir kegelisahan, dan menjaga kehormatan diri. Seperti raja yang mulia, qana’ah
tidak mau tinggal di sembarang tempat. Ia hanya menetap di hati yang bersih,
tunduk kepada Allah, dan dipenuhi keyakinan bahwa Allah Maha Bijaksana dalam
membagi rezeki.
Ungkapan “tidak mau bertempat tinggal kecuali di hati orang mukmin” menunjukkan bahwa iman adalah syarat utama lahirnya qana’ah. Hati yang beriman percaya sepenuhnya kepada janji Allah, yakin bahwa rezeki telah ditakar, dan memahami bahwa nilai manusia di sisi Allah bukan pada harta, melainkan pada ketakwaan. Tanpa iman, hati akan selalu gelisah, membandingkan diri dengan orang lain, dan merasa kurang meskipun memiliki banyak. Karena itu, qana’ah sulit tumbuh di hati yang lemah imannya.
Dengan demikian, ucapan Bisyir Al-Hafi ini mengajarkan bahwa qana’ah adalah kemuliaan spiritual yang menjadikan seorang mukmin “kaya” meski sederhana. Qana’ah menjadikan hati merdeka dari perbudakan dunia dan menjauhkan manusia dari kehinaan meminta-minta atau dengki. Jika qana’ah telah bersemayam sebagai raja di hati, maka hidup akan dipenuhi rasa syukur, ketenangan, dan kehormatan—itulah kekayaan sejati yang hanya Allah anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar