Dalam filsafat dan psikologi
modern, semakin banyak pemikir yang menyoroti hubungan antara kepuasan hidup
dan kemampuan manusia mengelola keinginannya. Salah satu di antaranya adalah
Donald Robertson, seorang psikoterapis kognitif sekaligus penulis buku How
to Think Like a Roman Emperor, yang banyak terinspirasi oleh filsafat Stoa.
Ucapannya, “Kehidupan yang baik bukanlah tentang memiliki lebih banyak,
tetapi tentang membutuhkan lebih sedikit,” menggambarkan inti pemikiran
Stoisisme sekaligus prinsip penting dalam psikologi kesejahteraan. Ungkapan ini
mengajak kita melihat kebahagiaan bukan dari luar diri, tetapi dari dalam,
melalui kemampuan mengendalikan keinginan dan mengurangi ketergantungan pada
hal-hal eksternal.
Makna inti ungkapan tersebut
adalah bahwa “kualitas hidup tidak ditentukan oleh banyaknya hal yang kita
miliki”, melainkan oleh sejauh mana kita merasa cukup dengan apa yang sudah
ada. Dalam kehidupan modern, banyak orang mengejar materi, status, atau
pencapaian tanpa henti, berharap bahwa semua itu akan menghadirkan kebahagiaan.
Namun, realitas psikologis menunjukkan bahwa kepuasan semacam itu hanya
berlangsung sebentar, sebelum muncul lagi keinginan baru. Dengan kata lain,
keinginan tak pernah selesai. Karena itu, Robertson mengingatkan bahwa kehidupan
yang baik justru dimulai ketika kita mengurangi ketergantungan terhadap hal-hal
yang berada di luar kendali diri.
Ungkapan Robertson juga sejalan
dengan prinsip kognitif bahwa “pikiran kitalah yang menentukan tingkat
kebahagiaan”, bukan kondisi eksternal. Ketika seseorang membutuhkan banyak hal
untuk merasa bahagia, ia menciptakan banyak titik kerentanan dalam hidupnya.
Perubahan kecil dalam keadaan ekonomi, lingkungan sosial, atau pencapaian
pribadi dapat langsung mengguncang emosinya. Sebaliknya, orang yang
kebutuhannya sederhana memiliki kestabilan emosi yang lebih besar karena ia
tidak menggantungkan kebahagiaannya pada hal-hal yang rapuh. Dengan membutuhkan
lebih sedikit, kita membangun fondasi batin yang kuat dan tidak mudah
digoyahkan oleh keadaan.
Selain itu, ucapan ini menekankan pentingnya “pengendalian diri dan kesadaran akan nilai-nilai esensial”. Kehidupan yang baik bukanlah kehidupan yang penuh dengan barang, tetapi penuh dengan makna: hubungan yang baik, kesehatan mental yang stabil, tujuan hidup yang jelas, serta kemampuan menikmati hal-hal kecil. Ketika seseorang mampu menyederhanakan kebutuhannya, ia dapat lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Prinsip ini menjadi inti dalam praktik Stoisisme: kebebasan sejati bukanlah memiliki semuanya, tetapi tidak diperbudak oleh apa pun. Menyederhanakan hidup berarti membebaskan diri dari beban yang tidak perlu.
Pada akhirnya, pesan Donald Robertson mengajarkan bahwa “kedamaian dan kebahagiaan yang tahan lama lahir dari rasa cukup”, bukan dari penumpukan keinginan. Menerapkan prinsip “membutuhkan lebih sedikit” bukan berarti menolak kenikmatan dunia, tetapi memahami batasan yang sehat antara kebutuhan dan keinginan. Dengan cara hidup seperti ini, seseorang dapat merasakan kehidupan yang lebih ringan, lebih terkendali, dan lebih bermakna. Pesan ini relevan bagi siapa pun yang ingin keluar dari tekanan kehidupan modern dan menemukan kembali inti kebahagiaan yang sederhana namun mendalam.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar