Halaman

Minggu, 21 Desember 2025

Menjemput Keberkahan Rajab dengan Doa dan Ibadah

Bulan Rajab merupakan salah satu dari empat bulan aram (mulia) dalam Islam selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Masuknya bulan Rajab menjadi momentum penting bagi umat Islam untuk mulai mempersiapkan diri secara ruhani menuju bulan Ramadhan. Para ulama dan orang-orang saleh sejak dahulu menjadikan Rajab sebagai bulan pembuka untuk memperbanyak ibadah, membersihkan hati, serta menata niat agar ibadah di bulan-bulan berikutnya dapat dijalani dengan lebih maksimal dan penuh kesadaran spiritual.

Salah satu amaliyah yang sangat dianjurkan ketika memasuki bulan Rajab adalah membaca doa: اللهم بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ yang artinya, “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami hingga bulan Ramadhan.” Doa ini mencerminkan harapan seorang Mukmin agar diberi keberkahan umur, kesehatan, dan kesempatan untuk berjumpa dengan Ramadhan. Meskipun hadis tentang doa ini diperselisihkan derajat kesahihannya, para ulama membolehkannya sebagai doa kebaikan dan harapan yang baik (rajā’).

Amaliyah berikutnya adalah puasa sunnah di bulan Rajab. Tidak ada puasa khusus dengan hari tertentu yang diwajibkan di bulan Rajab, namun berpuasa sunnah secara umum sangat dianjurkan, sebagaimana puasa sunnah di hari Senin dan Kamis atau puasa ayyamul bidh (tanggal 13, 14, dan 15). Puasa di bulan Rajab menjadi sarana melatih kesabaran, menundukkan hawa nafsu, serta membiasakan diri dengan ibadah puasa sebelum memasuki Ramadhan.

Selain puasa, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak istighfar dan zikir di bulan Rajab. Istighfar berfungsi membersihkan dosa dan kesalahan yang telah lalu, sedangkan zikir menghidupkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan shalawat secara rutin di bulan ini akan menumbuhkan ketenangan jiwa serta memperkuat hubungan spiritual dengan Allah sebagai bekal menuju bulan penuh ampunan.

Amaliyah lain yang juga sering dilakukan oleh sebagian kaum Muslimin adalah membaca surat Yasin, baik secara pribadi maupun berjamaah, serta melakukan zikir termasuk membaca 35 kali saat khatib di atas mimbar pada hari Jum’at terakhir bulan Rajab أَحْمَدُ رَسُوْلُ اللهِ، مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ. Praktik ini termasuk bentuk memperbanyak amal kebaikan dan doa, meskipun tidak ada dalil khusus yang secara tegas mewajibkannya. Selama diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan tidak diyakini sebagai ibadah wajib, amalan-amalan tersebut termasuk dalam kategori amal kebajikan yang dibolehkan.

Sebagai penutup, bulan Rajab juga merupakan waktu yang tepat untuk memperbanyak shalat sunnah, seperti shalat tahajud, shalat dhuha, dan shalat rawatib. Shalat sunnah membantu melembutkan hati, menumbuhkan kekhusyukan, serta memperbaiki kualitas shalat wajib. Dengan menghidupkan bulan Rajab melalui berbagai amaliyah tersebut, diharapkan seorang Muslim dapat memasuki bulan Sya’ban dan Ramadhan dengan hati yang lebih bersih, iman yang lebih kuat, dan kesiapan ibadah yang lebih matang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Di Pangkuan Ibu, Cinta Diajarkan Tanpa Syarat

Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember merupakan momen istimewa untuk merenungi kembali peran agung seorang ibu dalam kehidu...