Dalam kehidupan sehari-hari,
manusia sering kali dihadapkan pada situasi yang tidak dapat dikendalikan.
Mulai dari perubahan cuaca, keputusan orang lain, hingga hasil dari berbagai
usaha yang telah dilakukan. Dalam menghadapi hal-hal semacam ini, banyak orang
terjebak dalam kebiasaan mengeluh dan menyalahkan keadaan. Donald Robertson,
seorang psikoterapis kognitif dan penulis buku How to Think Like a Roman
Emperor, memberikan nasihat yang sangat berharga: “Jangan buang waktu
mengeluh tentang sesuatu yang di luar kendali. Fokuslah pada apa yang bisa Anda
lakukan.” Ungkapan ini tidak hanya mencerminkan kebijaksanaan filsafat
Stoik, tetapi juga memberikan panduan praktis untuk menjaga ketenangan batin di
tengah ketidakpastian hidup.
Pernyataan Robertson berakar
pada filsafat Stoikisme yang menekankan pentingnya membedakan antara hal-hal
yang bisa kita kendalikan dan yang tidak. Dalam pandangan ini, manusia tidak
seharusnya menghabiskan energi emosional untuk memikirkan hal-hal di luar
kendali, seperti opini orang lain, cuaca, atau masa lalu. Sebaliknya, fokus
seharusnya diarahkan pada tindakan dan sikap pribadi, yaitu bagaimana seseorang
merespons situasi. Dengan memahami batas kendali, seseorang dapat hidup dengan
lebih damai dan efisien, tanpa terbebani oleh rasa frustrasi atau kekecewaan
terhadap hal-hal yang tak dapat diubah.
Dari perspektif psikoterapi
kognitif, gagasan ini memiliki dasar ilmiah yang kuat. Fokus pada hal-hal yang
dapat dikendalikan membantu seseorang mengembangkan locus of control
internal, yakni keyakinan bahwa dirinya memiliki peran aktif dalam menentukan
nasib dan kebahagiaan sendiri. Orang dengan locus of control internal
cenderung lebih resilien, memiliki motivasi tinggi, dan tidak mudah stres
ketika menghadapi tantangan. Sebaliknya, mereka yang terus mengeluh dan
menyalahkan faktor eksternal biasanya terjebak dalam pola pikir pasif, yang
justru memperburuk keadaan psikologis mereka.
Dalam praktiknya, nasihat Robertson dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya, ketika menghadapi kegagalan dalam pekerjaan, alih-alih menyalahkan keadaan atau rekan kerja, seseorang bisa fokus memperbaiki strategi, meningkatkan keterampilan, atau memperbaiki komunikasi. Dalam konteks sosial, ketika dihadapkan pada perilaku orang lain yang tidak bisa dikontrol, respons yang bijak adalah menjaga sikap tenang dan menyesuaikan reaksi diri, bukan terjebak dalam emosi negatif. Dengan demikian, fokus pada apa yang bisa dilakukan membuat seseorang lebih produktif dan berdaya.
Ungkapan Donald Robertson bukan sekadar nasihat moral, melainkan panduan praktis untuk mengelola kehidupan dengan lebih rasional dan efektif. Dengan berhenti mengeluh tentang hal-hal di luar kendali dan mengalihkan perhatian pada tindakan nyata, seseorang dapat menghemat energi emosional, memperkuat ketahanan mental, dan menciptakan kehidupan yang lebih bermakna. Pada akhirnya, kebahagiaan bukanlah hasil dari keadaan eksternal, melainkan dari kemampuan kita mengelola pikiran, sikap, dan tindakan terhadap apa yang terjadi di sekitar kita.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar