René Descartes, seorang filsuf
asal Prancis yang dikenal sebagai Bapak Filsafat Modern, adalah tokoh yang
membawa perubahan besar dalam cara manusia berpikir tentang pengetahuan dan
kebenaran. Salah satu ungkapannya yang terkenal berbunyi: “Tidak cukup
memiliki pikiran yang baik, yang penting adalah menggunakannya dengan baik.”
Kalimat ini tidak hanya menekankan pentingnya kemampuan berpikir, tetapi juga
tanggung jawab moral dan intelektual dalam menggunakan akal secara benar. Dalam
pandangan Descartes, berpikir adalah esensi kemanusiaan, namun kualitas manusia
tidak diukur dari seberapa tajam pikirannya, melainkan dari bagaimana ia
menggunakan pikiran itu untuk mencapai kebenaran dan kebijaksanaan.
Ungkapan ini berakar pada
gagasan Descartes tentang rasionalisme, yaitu keyakinan bahwa akal budi adalah
sumber utama pengetahuan. Namun, Descartes mengingatkan bahwa memiliki akal
yang baik saja tidak menjamin seseorang berpikir benar. Pikiran yang baik harus
diarahkan dengan metode, logika, dan disiplin intelektual agar menghasilkan
kebenaran. Ia menolak pandangan bahwa kecerdasan bawaan cukup untuk memahami
dunia. Sebaliknya, ia menegaskan perlunya kemampuan reflektif dan kesadaran
untuk menggunakan akal secara sistematis. Dalam hal ini, “menggunakannya dengan
baik” berarti berpikir secara kritis, objektif, dan terarah.
Descartes terkenal dengan karya
monumentalnya Discourse on the Method, di mana ia memperkenalkan empat
langkah berpikir rasional untuk mencapai pengetahuan yang benar: tidak menerima
sesuatu tanpa bukti jelas, membagi masalah menjadi bagian kecil, menyusun
pikiran dari yang sederhana ke yang kompleks, dan memastikan langkah-langkahnya
lengkap. Prinsip ini mencerminkan inti dari ungkapannya, bahwa pikiran yang
baik harus disertai metode yang benar. Tanpa metode, pikiran dapat tersesat
oleh prasangka, emosi, dan keyakinan yang tidak rasional. Dengan kata lain,
berpikir dengan baik adalah seni menggunakan akal untuk mencapai kebenaran yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam kehidupan modern yang penuh informasi dan opini, pesan Descartes menjadi semakin relevan. Banyak orang cerdas secara intelektual, tetapi tidak semuanya menggunakan kecerdasannya untuk hal yang bermanfaat. Misalnya, kemampuan berpikir logis bisa digunakan untuk membenarkan kesalahan atau menyebarkan informasi palsu jika tidak disertai integritas moral. Karena itu, “menggunakan pikiran dengan baik” juga berarti menempatkan pengetahuan dalam bingkai etika—menggunakan akal untuk kebaikan, bukan sekadar kepentingan pribadi. Pikiran yang baik tanpa kebijaksanaan ibarat pedang tajam tanpa arah, berpotensi melukai daripada menyembuhkan.
Ungkapan René Descartes mengajarkan bahwa nilai sejati dari kecerdasan manusia terletak pada bagaimana ia menggunakannya. Pikiran adalah anugerah, tetapi tanggung jawab moral dan rasionalitas adalah pilihan sadar. Dengan berpikir secara terarah, kritis, dan beretika, manusia tidak hanya menjadi makhluk rasional, tetapi juga makhluk bijaksana. Pesan ini menegaskan bahwa ilmu pengetahuan dan nalar bukan tujuan akhir, melainkan sarana untuk mencapai kehidupan yang bermakna dan penuh kebajikan, itulah esensi sejati dari “menggunakan pikiran dengan baik.”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar