Ungkapan "Ketika kita
masih diberi kesempatan untuk bangun, itu artinya Allah masih memberikan
kesempatan pada kita untuk beribadah dan beramal saleh" adalah
pengingat lembut namun mendalam tentang nikmat kehidupan yang sering kita
anggap biasa. Setiap kali kita terjaga dari tidur dan dapat membuka mata di
pagi hari, sejatinya itu adalah bentuk kasih sayang Allah yang masih memberi
kita waktu untuk memperbaiki diri, menebus kekurangan, dan memperbanyak amal
kebaikan. Betapa banyak orang yang tertidur namun tidak pernah bangun kembali, sementara
kita masih diberi napas, itu adalah tanda bahwa misi hidup kita belum selesai.
Rasulullah Saw. bersabda dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari,
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ
فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
"Dua nikmat yang banyak manusia tertipu
karenanya: kesehatan dan waktu luang."
Hadis ini mengajarkan bahwa waktu yang kita
miliki setiap hari, termasuk saat kita bangun dari tidur, adalah aset berharga
yang sering kali tidak kita manfaatkan dengan optimal. Kesempatan bangun di
pagi hari bukan hanya waktu untuk kembali bekerja atau menjalani rutinitas,
tetapi lebih dari itu: ia adalah panggilan untuk memperbanyak sujud, berzikir,
memperbaiki hubungan dengan sesama, dan mengisi hidup dengan amal-amal
kebajikan yang bernilai abadi.
Para ahli hikmah juga sering
mengingatkan akan pentingnya mensyukuri setiap pagi. Imam Hasan al-Bashri
pernah berkata,
يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّمَا أَنْتَ
أَيَّامٌ، كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ، ذَهَبَ بَعْضُكَ
"Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau
hanyalah kumpulan hari. Setiap kali satu hari berlalu, maka sebagian dari
dirimu telah hilang."
Kata-kata ini menyentuh inti dari makna waktu, bahwa
hidup bukanlah sesuatu yang statis, tetapi terus berkurang seiring waktu
berjalan. Maka, saat kita bangun di pagi hari, itu adalah bagian dari umur yang
masih tersisa, sebuah anugerah yang sepatutnya kita isi dengan hal yang
bermakna, bukan hanya untuk dunia, tetapi juga untuk kehidupan setelahnya.
Kesempatan untuk bangun juga
merupakan tanda bahwa Allah masih menaruh harapan pada kita. Dalam konteks ini,
setiap pagi adalah peluang kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya, kesempatan
untuk bertobat, memperbaiki kesalahan, dan menebarkan kebaikan. Maka jangan
sia-siakan pagi kita hanya dengan keluhan dan kelalaian. Jadikan pagi sebagai
titik tolak untuk menjadi pribadi yang lebih dekat kepada-Nya.
Kita perlu memandang pagi bukan
sekadar rutinitas, tetapi sebagai momen spiritual. Saat membuka mata, ucapkan
doa yang diajarkan Nabi Muhammad Saw.,
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ
مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar