Kata-kata bijak dari Muhammad
Ibnu Sirin, seorang ulama besar dari abad ke-8, menyiratkan sebuah pesan
mendalam yang relevan hingga saat ini. Ucapan beliau,
إِنَّ هٰذَا الْعِلْمَ دِيْنٌ فَانْظُرُوْا
عَمَّنْ تَأْخُذُوْنَ دِيْنَكُمْ
"Sesungguhnya ilmu ini adalah agama,
maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian," memberikan
kita wawasan tentang pentingnya selektif dalam mencari ilmu dan mengkaji
sumber-sumber yang kita ikuti. Ucapan ini bukan hanya mengingatkan kita akan
kesucian ilmu, tetapi juga tentang tanggung jawab besar yang melekat pada diri
kita sebagai pencari kebenaran.
Ilmu dalam pandangan Ibnu Sirin
bukan hanya sekedar pengetahuan yang bersifat duniawi, melainkan ia merupakan
bagian integral dari agama. Oleh karena itu, ilmu bukan hanya tentang memahami
teori atau fakta, tetapi juga tentang pemahaman yang membawa seseorang mendekatkan
diri kepada Allah dan menjalani kehidupan dengan prinsip-prinsip yang benar.
Ketika Ibnu Sirin mengatakan bahwa "ilmu ini adalah agama", beliau
mengingatkan kita bahwa setiap aspek ilmu harus dilihat dalam perspektif agama
dan akhlak. Ilmu yang benar adalah ilmu yang tidak hanya memberikan manfaat
bagi dunia, tetapi juga membawa kebaikan bagi kehidupan spiritual seseorang.
Ibnu Sirin mengingatkan kita
bahwa dalam mengambil ilmu, kita harus berhati-hati terhadap sumber yang kita
pilih. Ketika beliau menyebutkan "lihatlah dari siapa kalian mengambil
agama kalian," beliau sebenarnya mengingatkan kita untuk memeriksa
integritas dan kualitas sumber ilmu yang kita ikuti. Dalam konteks agama, bukan
hanya pengetahuan yang penting, tetapi juga siapa yang menyampaikan pengetahuan
tersebut. Sumber yang tidak baik, bahkan jika ia memiliki pengetahuan yang
luas, bisa menyesatkan seseorang jika tidak dilandasi dengan akhlak yang baik
dan keimanan yang benar.
Selain itu, pernyataan ini
mengajarkan kita tentang pentingnya menilai para guru atau pemimpin ilmu yang
kita pilih. Di zaman Ibnu Sirin, para ulama dan guru menjadi figur yang sangat
penting dalam pembentukan pemahaman agama umat Islam. Oleh karena itu, seorang
pencari ilmu harus memiliki kearifan untuk memilih pengajaran dari orang yang
memiliki integritas, ilmu yang sahih, dan moralitas yang baik. Tidak hanya sekadar
mengajarkan pengetahuan, seorang guru atau pembimbing yang baik harus mampu
meneladani akhlak yang mulia dan menjadi contoh bagi murid-muridnya.
Pentingnya memilih sumber ilmu yang benar juga berkaitan dengan kesadaran kita akan konsekuensi dari ilmu yang kita pelajari. Dalam agama Islam, ilmu tidak hanya dipandang sebagai alat untuk mencapai kebahagiaan duniawi, tetapi juga sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan akhirat. Jika kita mengambil ilmu dari sumber yang salah, maka dapat membawa kita pada kesesatan, baik dalam pemahaman agama maupun dalam tindakan sehari-hari. Oleh karena itu, memilih sumber yang tepat adalah langkah awal untuk memastikan bahwa ilmu yang kita ambil tidak akan menyesatkan kita dari jalan yang benar.
Pesan Ibnu Sirin ini mengajak kita untuk senantiasa introspeksi diri dalam memilih sumber pengetahuan. Kita hidup di zaman yang penuh dengan informasi dan berbagai macam pengajaran, namun tidak semuanya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebagai umat yang beriman, kita dituntut untuk selalu mengkaji dan memilih ilmu yang mendekatkan kita kepada Allah, yang mendukung kehidupan kita secara moral dan spiritual. Dalam dunia yang penuh dengan berbagai pandangan dan interpretasi, kita harus bijak dalam menentukan sumber yang benar-benar membawa kita pada pemahaman agama yang murni dan kehidupan yang penuh keberkahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar