Dalam sejarah Islam, para
sahabat Nabi Muhammad Saw. tidak hanya dikenang karena keilmuan atau keberanian
mereka, tetapi juga karena keteladanan akhlak yang luar biasa. Salah satu
sahabat mulia tersebut adalah Salman Al-Farisi, seorang tokoh yang berasal dari
Persia dan memeluk Islam dengan perjuangan panjang. Kisah hidupnya sarat akan
pelajaran tentang kerendahan hati, pengabdian tanpa pamrih, serta semangat
melayani sesama, bahkan ketika ia menjabat sebagai seorang pemimpin.
Salman
Al-Farisi tergolong sebagai salah seorang sahabat Rasulullah Saw. Pernah di masa hidupnya, Salman diberi jabatan
sebagai gubernur di salah satu wilayah Islam. Namun demikian, kedudukannya itu
tidak sedikit pun mengubah kepribadiannya yang santun, rendah hati, serta zuhud
terhadap kemewahan dunia.
Pada
suatu hari, diriwayatkan seorang rakyat awam tanpa mengenali Salman terus
menariknya secara kasar lalu menyuruhnya melakukan suatu pekerjaan yang berat.
Orang itu menjumpai Salman ketika berada di tepi jalan. Ia mempunyai sebuah
karung besar, lalu menyuruh Salman memikulnya sampai ke rumah. Tanpa banyak
masalah, Salman terus memikulnya. Di tengah jalan, seorang lelaki memberi salam
kepadanya. Alangkah terkejutnya melihat Salman memikul karung. Lalu ia berkata,
“Wahai Tuan, tahukah Tuan bahwa orang yang memikul karung Tuan itu adalah
Salman Al-Farisi, amir negeri kita ini?”
Seketika lelaki yang mendengarnya itu terkejut. Ternyata orang yang dikasarinya itu adalah gubernurnya sendiri. Lantas dia meminta maaf dan menyuruh Salman menurunkan karung yang sedang dipikulnya itu. Tetapi Salman menjawab, “Oh, tidak mengapa Tuan. Biarlah saya memikul barang Tuan ini hingga sampai ke rumah Tuan.”
Kisah Salman Al-Farisi ini mengajarkan kepada kita bahwa kemuliaan bukan terletak pada jabatan, pangkat, atau pengakuan manusia, melainkan pada sikap rendah hati dan keikhlasan dalam berbuat baik. Seorang pemimpin sejati tidak merasa lebih tinggi dari rakyatnya, bahkan bersedia memikul beban mereka tanpa mengeluh. Semoga kisah ini menginspirasi kita untuk menjadikan pelayanan dan kerendahan hati sebagai jalan menuju keberkahan hidup di dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar