Minggu, 09 Februari 2025

Persatuan dalam Keberagaman: Nasihat Bijak KH. Hasyim Asy'ari untuk Umat

Nasihat bijak dari Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari (salah satu pendiri Nahdlatul Ulama) dalam kitab “Al-Misku al-Faih” karya Nanal Ainal Fauz yang berbunyi, "لَا دَاءَ أَفْتَكُ وَلَا أَقْتَلُ لِأُمَّةٍ مِثْلَ دَاءِ التَّفَرُّقِ وَالِاخْتِلاَفِ" (Lā dāa aftaku wa-lā aqtalu li-ummatin mitsla dāit-tafarruqi wal-ikhtilāfi/Tidak ada penyakit yang lebih mematikan bagi umat seperti penyakit perpecahan dan pertikaian) mengandung pesan yang sangat dalam dan relevan, terutama dalam konteks umat Islam. Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari mengingatkan kita bahwa perpecahan dalam umat adalah ancaman terbesar yang dapat menghancurkan keberadaan dan kekuatan umat. Seperti halnya penyakit yang dapat merusak tubuh manusia, perpecahan akan melemahkan umat, membuatnya mudah untuk diserang dan dihancurkan oleh berbagai pihak.

Penyakit perpecahan ini bisa hadir dalam berbagai bentuk, baik dalam aspek pemikiran, ideologi, maupun politik. Ketika umat terpecah belah, setiap kelompok merasa lebih penting atau benar daripada yang lain, ini menyebabkan hilangnya rasa persatuan dan kebersamaan yang merupakan kekuatan utama umat Islam. Dalam Islam, persatuan adalah kekuatan yang sangat dihargai, bahkan dalam banyak ayat Al-Qur'an dan hadis, kita diajarkan untuk bersatu, meskipun kita memiliki perbedaan. Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari mengingatkan bahwa sejatinya, perbedaan itu bukanlah halangan untuk bersatu, melainkan kesempatan untuk saling melengkapi dan memperkuat.

Perpecahan yang dimaksud oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari juga berkaitan dengan masalah internal dalam umat, yaitu perbedaan pendapat yang tidak dikelola dengan baik. Tidak jarang, perbedaan pendapat justru menimbulkan permusuhan antar sesama Muslim, dan ini sangat merugikan. Islam mengajarkan bahwa meskipun kita berbeda pandangan, kita tetap harus menghormati dan menjaga ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim). Persaudaraan ini adalah jembatan untuk menjaga kekuatan umat, dan menjaga kesatuan di tengah perbedaan.

Selain itu, perpecahan dan pertikaian juga dapat menghambat upaya umat untuk berkembang dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat. Ketika umat terpecah, energi yang seharusnya digunakan untuk membangun dan berjuang demi kemajuan justru terbuang sia-sia untuk saling menghancurkan. Dalam kondisi seperti ini, umat Islam akan kehilangan arah dan tujuan bersama. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu menjaga komunikasi yang baik, saling menghargai, dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan individu atau kelompok.

Dalam perspektif Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari, nasihat ini juga mengajarkan kita untuk memahami bahwa perpecahan bukan hanya masalah politik atau sosial, tetapi juga masalah moral dan spiritual. Ketika umat terpecah, maka nilai-nilai luhur yang seharusnya menjadi dasar kehidupan umat, seperti saling tolong-menolong, kasih sayang, dan toleransi, akan tergeser. Oleh karena itu, menjaga persatuan umat juga berarti menjaga nilai-nilai spiritual yang menjadi landasan kehidupan umat Islam.

Akhirnya, nasihat ini juga mengajak kita untuk merenung tentang bagaimana kita bisa menjadi agen persatuan di tengah-tengah umat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menjadi teladan dengan memperlakukan sesama dengan kasih sayang dan penuh toleransi, bahkan dalam kondisi yang penuh dengan perbedaan. Ketika kita dapat mengatasi perbedaan dengan bijaksana dan penuh kebijaksanaan, maka kita akan bisa menghindari bahaya perpecahan yang bisa meruntuhkan kekuatan umat. Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari mengingatkan kita bahwa kekuatan umat Islam terletak pada persatuan, dan tidak ada yang lebih penting dari menjaga persatuan itu agar umat bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bekerja dengan Hati, Bersama dalam Kepercayaan

Kerja bukan sekadar aktivitas fisik atau rutinitas harian demi mendapatkan nafkah, tet...